Pembentukan Holding BUMN Bengkel Pesawat Dijajaki

Pembentukan Holding BUMN Bengkel Pesawat Dijajaki

Yulida Medistiara - detikFinance
Kamis, 02 Mar 2017 14:52 WIB
Foto: Dana Aditiasari
Jakarta - Menteri BUMN Rini Soemarno membuat program Indonesia Service Hub yang menggabungkan maintenance service atau bengkel pesawat yang digarap BUMN penerbangan. Nantinya seluruh kapasitas dan kemampuan perusahaan BUMN digabungkan untuk memudahkan customer.

Saat ini, penggabungan BUMN bengkel pesawat masih dalam tahap virtual holding yang merupakan kerja sama operasi antar BUMN. Ditargetkan fase persiapan holding ini selesai dalam waktu satu tahun dengan membentuk suatu badan usaha bengkel pesawat.

"Ini semacam kerja sama operasi dan ditargetkan fase penyiapan bisa selesai dalam satu tahun dan sudah ada bentuk badan usahanya. Namanya Indonesia Service Hub yang merupakan gabungan semua bengkel di Indonesia. Sekarang masih virtual holding," kata Direktur Utama GMF Aero Asia Juliandra Nurtjahjo, di Kementerian BUMN, Jakarta Pusat, Kamis (2/3/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Baca juga:

Ia mengatakan, saat ini masih akan membahas skema penyatuan bisnis maintenance, repair, dan overhaul, yang merupakan bentuk kerja sama antar BUMN ini. Penyatuan sinergi ini diharapkan dapat menyatukan kapasitas bengkel pesawat untuk meraup pasar yang lebih besar.

"Kita harapkan semua pembuatan engine di Indonesia larinya ke kita sehingga volumenya semakin besar dan pabrikan dari luar akan membantu karena volumenya besar. Nanti akan mengerjakan commercial maupun militer, jet, propeller dan bisa pesawat kecil," ujar Juliandra.

Untuk persiapan, saat ini perusahaan bengkel pesawat pelat merah sedang menyiapkan model bisnis, finansial, fasilitas dan lainnya. Ia menyebut pelayanan yang pertama kali akan diserahkan kepada virtual holding ini adalah kemampuan service pesawat baling-baling atau propeller terlebih dulu. Ia menegaskan adanya holding ini tidak serta merta meleburkan perusahaan BUMN.

"GMF tetap ada, sekarang yang akan kita serahkan ke virtual holding ini beberapa capabilitynya GMF seperti propeller," ujarnya.

Sementara itu, Dirut PT Dirgantara Indonesia Budi Santoso mengatakan nantinya yang menjadi leader holding ini adalah GMF. Ia mengaku senang dengan adanya sinergi ini karena akan meningkatkan kapasitas dan pasar.

"Untuk maintenance kelihatannya akan jadi holding company. Leadernya akan GMF karena paling besar. Buat kami prinsipnya simple saja, buat apa punya saham 100%, tapi untuknya 10 rupiah. Mending punya saham 10% tapi untuknya 100 rupiah. Jadi, dengan ini supaya jadi holding bersama," ujarnya. (hns/hns)

Hide Ads