Meski putaran ekonomi di Jakarta kencang, tapi kebutuhan akan rumah murah menjadi semakin tinggi. Karena, kebanyakan mereka yang mengadu nasib di Jakarta tidak sanggup membeli hunian, bahkan sekalinya memiliki rumah lokasinya jauh dari Jakarta.
Hal itu juga terlihat dari jumlah kebutuhan rumah di Indonesia mencapai 13 juta per tahun. Sehingga, Presiden Jokowi sejak memimpin pemerintahan kabinet kerja langsung mengusung program sejuta rumah untuk mengurangi kebutuhan rumah per tahun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Penyediaan rumah FLPP atau rumah murah ini bisa di seluruh Indonesia, khususnya di daerah yang masih memiliki ketersediaan lahan," kata Theresia V Rustandi, Corporate Secretary PT Intiland Development saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (6/5/2017).
Meski bisa dibangun di seluruh wilayah Indonesia, tapi ada beberapa wilayah yang tidak memperbolehkan dibangunnya rumah murah dengan fisik bangunan landed atau rumah tapak.
Seperti Jakarta dan Surabaya, kata Theresia, kedua daerah tersebut sudah tidak memiliki ketersediaan lahan untuk mendirikan rumah murah landed. Jika menyediakan itu pun berbentuk rumah susun.
"Tapi di luar itu, daerahnya masih luas dan membutuhkan fasilitas tersebut, setau saya terbuka sekali untuk FLPP, sekalipun di Bali juga ada FLPP, harganya dilihat dari tingkat kemahalan provinsi itu sendiri, mungkin di Bali biasanya lebih mahal daripada di Jawa Barat, Papua juga lebih mahal dengan Jawa Barat. Karena memang materialnya jauh lebih mahal," tambahnya.
Bahkan, kata Theresia, daerah pinggiran Jakarta seperti Bogor, Depok, Tangerang dan Bekasi, menjadi wilayah yang masih bisa menyediakan rumah murah bagi MBR.
"Sangat memungkinkan, masih, kemarin saja di Cikarang," tutupnya. (ang/ang)