"Pelabuhan ini sangat diperlukan masyarakat. Bagaimana ada sebuah produk, komoditas yang akan dijual (tapi) infrastrukturnya nggak ada," ujar Jokowi di Pelabuhan Tapaleo, Desa Tepeleo, Kabupaten Halmahera Tengah, Maluku Utara, Senin (8/5/2017).
"Ini bukan anggaran besar, kurang lebih Rp 50 miliar seperti ini jadi. Kapal yang agak besar sudah bisa merapat," sambungnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita akan concern pulau terdepan yang di pinggir, fasilitas seperti inilah yang diperlukan," tutur Jokowi.
|  Presiden Jokowi meresmikan Pelabuhan Tapaleo, Halmahera Tengah, Maluku Utara. Foto: Gibran Maulana Ibrahim | 
Selain itu, pelabuhan ini dapat menekan harga produk yang melonjak akibat biaya transportasi yang mahal. Sebelumnya, harga produk, misalnya bensin, bisa naik berkali lipat.
"Yang namanya transport membutuhkan biaya tapi jangan sampai berlipat-lipat, misalnya dulu karena transport dimasukkan ke cost. Harga bensin di Puncak, Wamena, sampai Rp 60 ribu, Ro 100 ribu, itu berapa kali, 15 kali," jelasnya.
"Kalau naik seperti ini, dari 70 ke 100 karena kena biaya transport masih wajar karena cost transportasi jauh sekali, wajar. Kalau sampai berlipat 10-15, tidak wajar. Negara harus turun tangan," jelasnya.
Selain bicara soal pelabuhan, Jokowi juga menyoroti sektor transportasi darat di Halmahera. Ke depan, dia ingin dibangun jalan sepanjang 90 Km yang menghubungkan bandara ke ibu kota Maluku Utara, Sofifi dan sebaliknya, berapapun anggaran yang diperlukan.
"Bisa dibisiki Pak Gub (Gubernur Maluku Utara, Ahmad Ghani), harus tambah lagi jalannya, 90 Km, dari Sofifi, Ibu Kota Maluku Utara ke bandara, kurang lebih 90 Km. Saya tanya sudah dihitung belum anggarannya. Berapa? Rp 1 T. Kalau emang diperlukan gimana, konektivitas infrastruktur itu basic," tegasnya. (gbr/mkj)








































.webp)













 
             
  
  
  
  
  
  
 