Di depan Suhail yang mengenakan Thawb, baju gamis putih khas Arab, Jonan memuji sepak terjang Suhail sebagai salah satu menteri energi yang paling agresif di Timur Tengah dalam pengembangan energi terbarukan.
Menurut Jonan, di tangan Suhail, UEA bisa memproduksi listrik dari energi matahari dengan harga sangat murah. Padahal, negara tersebut selama ini memiliki cadangan minyak yang luar biasa besar.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia mencontohkan, Negeri Petro Dollar itu bisa menjual listrik dari energi surya dengan harga US$ 2,99 sen/kWh. Jauh lebih irit dibandingkan harga listrik di pembangkit-pembangkit bertenaga uap di Indonesia yang listriknya dipatok US$ 6 sen/kWh.
Sementara feed in tariff untuk Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS) di Indonesia harganya bahkan mencapai US$ 15 sen/kWh.
"Di sana harga listriknya dari surya US$ 2,99/kWh. Kalau di sini listrik dari batu bara US$ 6 sen/kWh," ujar Jonan.
Suhail mengungkapkan, kedatanganya ke Indonesia ini tidak hanya membahas masalah energi saja, tetapi juga melebar ke investasi yang potensial di kedua negara.
"Kami mendiskusikan kolaborasi yang sangat potensial dan memperbesar investasi kedua negara. Kami percaya ini potensi sangat besar, kita masih mencari tercapainya kesepakatan dalam waktu dekat," terang Suhail. (idr/wdl)