Pertemuan dua petinggi negara maju itu menghasilkan kesepakatan senilai US$ 110 miliar atau sekitar Rp 1.463 triliun (kurs Rp 13.300 per dolar AS) untuk kerja sama alat pertahanan.
Kerja sama tersebut tidak berhenti hanya dalam satu tahun, tapi sampai 10 tahun dengan nilai hingga US$ 350 miliar atau sekitar Rp 4.655 triliun.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu, ada juga kerja sama antara Arab Saudi dengan perusahaan-perusahaan asal Negeri Paman Sam dengan nilai sekitar US$ 10 miliar.
Lockheed Martin, salah satu kontraktor pertahanan terbesar AS, ikut terlibat dalam kerja sama tersebut.
"Kami akan berkontribusi dalam kerja sama ini untuk mewujudkan visi Arab Saudi 2030 dengan membuka pintu untuk lapangan pekerjaan di sektor ekonomi yang baru," kata Lockheed Martin dalam keterangan tertulis.
AS juga akan menyuplai persenjataan dengan teknologi terkini untuk Arab Saudi di tengah panasnya tensi di Timur Tengah setelah adanya kelompok radikal yang sering menebar teror.
"Paket kerja sama pertahanan ini akan membantu Arab Saudi dan negara-negara di Timur Tengah melawan ancaman dari teroris," kata Gedung Putih.
Belum ada penjelasan lebih lanjut mengenai detil kerja sama tersebut. Selama ini Arab Saudi menjadi mitra yang cukup besar bagi AS.
Pada 2011 sampai 2015, Arab Saudi menyerap 10% dari total ekspor AS. (ang/dnl)











































