Kesalnya Jokowi: Sudah 2 Tahun, Proyek Kereta Cepat Belum Juga Mulai

Kesalnya Jokowi: Sudah 2 Tahun, Proyek Kereta Cepat Belum Juga Mulai

Hendra Kusuma - detikFinance
Selasa, 23 Mei 2017 14:53 WIB
Foto: Ari Saputra
Bogor - Pada saat menerima Laporan Keuangan Pemerintah Pusat (LKPP) Tahun 2016 dari Badan Pemeriksa Keuangan (BPK). Presiden Joko Widodo (Jokowi) kembali mengingatkan kepada seluruh pemerintah kabinet kerja untuk tetap fokus pada agenda kerja yang telah ditetapkan.

Jokowi mengatakan, pemerintah jangan terlalu membuang energi untuk hal-hal yang ujungnya belum jelas. Seperti debat, demo bahkan saling hujat dan menyalahkan satu sama lain.

Pemerintah, kata Jokowi, seharusnya bisa tetap fokus dalam merealisasikan target-target yang telah ditetapkan, salah satunya mengenai percepatan pembangunan infrastruktur.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Mantan Wali Kota Solo ini pun tampak kesal, banyak persoalan yang menghalangi proses percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia. Dia mencontohkan, seperti proyek kereta api cepat Jakarta-Bandung, yang sampai saat ini pembangunannya belum juga terlihat.

"Kita mau membangun kereta api cepat jarak hanya 148 km saja sampai sekarang belum mulai, ributnya sudah 2 tahun. Debat, ramai, baik atau enggak baik. Sama seperti waktu kita bangun MRT ramainya itu 26 tahun. Sudah direncanakan 26 tahun, ramainya," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Bogor, Selasa (23/5/2017).


Menurut Jokowi, tujuan pemerintah membangun banyak infrastruktur dikarenakan untuk mengintegrasikan daerah satu dengan yang lainnya. Apalagi, negara-negara tetangga telah banyak yang menyalip Indonesia dalam hal pembangunan infrastruktur.

"Ya kalau berhitung bisnis pasti rugi ya namanya transportasi masal seperti itu. Kalau hitungannya bisnis. Kalau kalau hitungannya ekonomis atau tidaknya, benefitnya bagi negara apa. Ya pasti untung. Setiap tahun kita rugi hilang yang kita Rp 27 triliun di Jakarta karena macet," jelasnya.

Jokowi menegaskan, disiplin dalam bekerja perlu ditingkatkan lagi, bahkan menjadikan ketertinggalan pembangunan di Indonesia oleh negara-negara tetangga sebagai modal mengejar ketertinggalan tersebut.

"Mereka sudah berbicara masa depan dan jangkauan visi sangat panjang, sudah berbicara mengenai mobil tesla, mobil fantasi masa depan. Kita masih terjebak pada urusan debat. Saling menyalahkan saling menjelekkan, saling menghujat," ungkapnya.


Oleh karena itu, Jokowi mengajak seluruh pejabat pemerintahan dan juga masyarakat Indonesia untuk meninggalkan pemikiran negatif mengenai percepatan pembangunan infrastruktur di Indonesia.

Apalagi, lanjutnya, pemerintah membangun negeri ini menggunakan uang rakyat yang terdapat pada APBN. Sehingga, pemerintah harus menjamin bahwa rakyatnya benar-benar mendapatkan manfaat dari apa yang sudah dikerjakan pemerintah.

"Jangan sampai tabungan energi kita habis untuk hal yang tadi saya sampaikan," tutupnya. (mkj/mkj)

Hide Ads