Berdasarkan pantauan detikFinance di lokasi, Jumat (26/5/2017), tak ada kegiatan pengerjaan di proyek jalan tersebut. Dari total panjang 48 km, baru sekitar 3,5 km ruas jalan yang telah dilapisi aspal. Sisanya, hingga 30 km ke depan masih berbentuk tanah.
Di jalur itu beberapa alat berat seperti ekskavator tampak tergeletak di sisi jalan. Di beberapa titiknya juga tampak terlihat hasil pengerjaan pelebaran jalan yang belum rampung atau masih seadanya. Bahkan, ada beberapa lokasi jalan bekas longsor di sana.
![]() |
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ketika menyusuri jalur tersebut dari titik awal, yakni di kawasan Sentul, Kabupaten Bogor, yang menjadi bagian kawasan Hambalang, perjalanan hanya bisa dilakukan hingga jalur aspal. Kondisi jalan hanya bisa dilalui kendaraan mobil sekitar 3,5 km.
Setelah jalur aspal habis, medan hanya dapat ditempuh dengan menggunakan kendaraan offroad. Di sana, kontur jalan telah rusak dan mulai tak beraturan. Meski begitu, beberapa warga yang menggunakan sepeda motor masih banyak melewati jalur tersebut.
![]() |
Walau tak ramai, tapi aktivitas di wilayah tersebut tetap berjalan. Di beberapa titik ruas jalan, warung-warung kecil hingga beberapa bangunan tampak berdiri di pinggir jalan. Kebanyakan, warga sekitar yang mulai membuka warung-warung tersebut.
"Ini paling warung-warung untuk pekerja proyek saja," ungkap salah seorang warga sekitar.
![]() |
Diketahui, Jalur Puncak II membentang kurang lebih 48 km mulai dari Sirkuit Sentul (Bogor)-Babakan Madang-Hambalang- Sukamakmur hingga Pacet Istana Cipanas (Cianjur). Pada akhir 2015, proyek terhenti setelah tidak mendapat alokasi pembiayaan dari Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN).
Sebelumnya, pada 2012 ada alokasi dari dana APBN sebesar Rp 40 miliar, kemudian pada 2013 sebesar Rp 30 miliar, dan 2014 menurun menjadi Rp 5 miliar. Sayang, kucuran dana APBN berhenti di 2015 hingga sekarang, dan untuk tahun depan pun tidak ada alokasi untuk Jalur Puncak II. (wdl/wdl)