Menelisik Fakta dalam Perebutan Takhta Ketua OJK

Menelisik Fakta dalam Perebutan Takhta Ketua OJK

Sylke Febrina Laucereno - detikFinance
Senin, 05 Jun 2017 07:59 WIB
Foto: Tim Infografis, Andhika Akbarayansyah
Jakarta - Perebutan kursi ketua Otoritas Jasa Keuangan (OJK) sudah memasuki babak akhir. Hari ini, komisi XI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI akan menggelar uji kepatutan dan kelayakan kedua calon ketua regulator industri jasa keuangan tersebut.

Sigit Pramono dan Wimboh Santoso akan bertarung untuk mendapatkan takhta ketua OJK. Meski pengalaman dan latar belakang di sektor keuangan, namun keduanya berbeda, sepak terjang Sigit lebih banyak industri sedangkan Wimboh di pengawasan atau regulator.

Berdasarkan dokumen yang diterima detikFinance, Senin (5/6/2017), berikut profil singkat kedua calon bos OJK ini :

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sigit Pramono

Pria kelahiran Batang 14 November 1958 ini sudah tak asing lagi di kalangan perbankan nasional. Sigit pernah menjabat sebagai ketua umum Perhimpunan bank nasional (Perbanas) selama 10 tahun sejak 2006-2016.
Pertarungan Sigit Versus Wimboh dalam Perebutan Takhta Ketua OJKPertarungan Sigit Versus Wimboh dalam Perebutan Takhta Ketua OJK Foto: Dok. Pribadi

Sigit memulai karirnya sebagai bankir pada 1997 - 1999 saat itu dia menjabat sebagai Kepala Biro / Direktur Muda Bank Exim. Kemudian pada 1999-2002 dia menjabat Senior Vice President (SVP) Bank Mandiri.

Dari bank BUMN, lulusan Fakultas Ekonomi Universitas Diponegoro (Undip) ini pindah ke Bank Internasional Indonesia (kini Maybank) sebagai Presiden Direktur untuk periode 2002-2003. Kemudian, pada 2003-2008 Sigit didaulat menjadi Direktur Utama Bank Negara Indonesia (BNI). Terakhir, Sigit menduduki posisi Komisaris Independen di Bank Central Asia (BCA) sejak 2008-2016.

Selain perbankan, Sigit juga pernah bekerja di industri keuangan non bank (IKNB) yakni menjadi Direktur di Exim SB Leasing pada 1988 - 1992.

Dari IKNB, peraih gelar Master dari Prasetiya Mulya Business School ini bergeser ke industri pasar modal dan meduduki posisi Wakil Direktur Utama Mechant Investment Corporation (Merincorp) pada 1992 - 1997.

Wimboh Santoso

Wimboh mulai menapaki karir di Bank Indonesia (BI) pada 1984. Saat itu dia menjabat sebagai pemeriksa dan pengawas bank. Pria kelahiran Boyolali 15 Maret 1957 ini menyelesaikan pendidikan ekonominya dari Universitas Sebelas Maret, Surakarta.

Pertarungan Sigit Versus Wimboh dalam Perebutan Takhta Ketua OJKPertarungan Sigit Versus Wimboh dalam Perebutan Takhta Ketua OJK Foto: Dok. Pribadi

Kemudian 1992, Wimboh melanjutkan sekolah mengambil jurusan Business Administration di University of Illinois, Amerika Serikat (AS). Setelah gelar Master didapat, Wimboh melanjutkan untuk mengambil program doktoral pada 1995 dan berhasil mendapatkan gelar PhD di bidang Financial Economic di Loughborough University pada 1999.

Di bank sentral, Wimboh merupakan sosok penting untuk reformasi perbankan nasional paska krisis 1997/1998 yang melanda Indonesia. Saat itu, ayah 3 anak ini berada di Direktorat Penelitian dan pengaturan perbankan dan memulai penerapan risk management, Good corporate governance, risk based supervision dan transformasi sektor pengawasan bank di BI.

Wimboh yang saat itu menjadi Direktur Direktorat Penelitian dan Pengaturan Perbankan berhasil membentuk unit Stabilitas Sistem Keuangan di BI. Dia juga membidani pembentukan OJK dan menyiapkan pembentukan Jaring Pengaman Sistem Keuangan yang bekerjasama dengan Kementerian Keuangan sebagai cikal bakal OJK saat ini.

Pada 2012, Wimboh menjadi Kepala Perwakilan BI di New York. Baru 10 bulan, Wimboh yang riset dan papernya sering di publikasikan di dalam dan luar negeri ini, didaulat menjadi Direktur Eksekutif IMF mewakili ASEAN plus Fiji, Tonga dan Nepal hingga April 2015.

Terakhir pada 2015, Wimboh menggantikan Darmin Nasution sebagai Komisaris Utama Bank Mandiri yang diangkat menjadi Menko Perekonomian. (mkj/mkj)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads