"Daging kerbau, hari ini stok kami masih 30.000 ton. Kalau terjadi kebutuhan luar biasa selama Ramadan, tentu bukan hal yang mengkhawatirkan. Kebutuhannya 7-9 ribu ton (per bulan). Jika di bulan Ramadaan semua orang bikin rendang naik dua kali lipat, kami masih memenuhi stok," jelas Dirut Bulog, Djarot Kusumayakti, di kantornya, Jakarta, Jumat (16/6/2017).
Selain stok yang dimiliki saat ini, lanjut dia, Bulog juga masih mengantongi izin impor daging kerbau India sebanyak 51.000 ton. Daging tersebut bisa didatangkan setiap waktu. Sepekan setelah Lebaran, sekitar 5.000 ton dari jatah impor tersebut akan masuk ke Indonesia.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Apa 51.000 ton daging kerbau tersebut akan diimpor habis selama 2017? Saya tidak tahu. Yang saya tahu bahwa izin itu saya pakai standby sewaktu-waktu sortage maka saya akan ambil. Ukurannya, kalau stok daging kami sudah di bawah 15.000 ton, tentu kami akan ambil untuk jaga stabilisasi pasokan," tambah Djarot.
Selain daging kerbau, pihaknya juga tengah melakukan penjajakan impor daging sapi. Namun untuk saat ini, belum ada rencana untuk merealisasikannya.
"Benar bahwa daging sapi hari ini kami memiliki 32 ton. Tentu sudah sangat mepet. Apa mau impor daging sapi atau beli lokal? Sementara belum. Kalau penjajakan iya. Untuk melihat apa daging sapi ada yang lebih bagus dan lebih murah dibanding Australia. Karena kita mengenal ada Spanyol, Brazil. Kita akan lihat cost benefitnya," pungkas Djarot. (idr/hns)