Foto: Mengintip Sisa Rel Lori Tebu Peninggalan Belanda

Foto: Mengintip Sisa Rel Lori Tebu Peninggalan Belanda

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 29 Jun 2017 15:12 WIB
Foto: Muhammad Idris/detikFinance
Brebes - Di era Hindia Belanda gula menjadi salah satu andalan ekspor utama. Investasi perkebunan tebu partikelir banyak bermunculan bak jamur di musim hujan. Sejak dimulainya tanam paksa (cultuur stelsel), tercatat ada 179 pabrik gula (PG) dibangun di tanah jajahan Belanda di Timur jauh, terbanyak berada di Jawa.

Dalam urusan pengembangan industri tebu, pemerintah Kolonial Belanda membangun infrastruktur yang terbilang sangat mapan. Setiap pabrik gula, dilengkapi dengan jaringan rel lori untuk angkutan tebu dari perkebunan ke PG.

Salah satunya jaringan rel lori terpanjang yang dibangun Belanda yakni lintasan lori milik PG Jatibarang, di Kabupaten Brebes. PG yang berada di Jalan Raya Jatibarang-Slawi itu jadi salah satu PG terbesar dan tertua yang dibangun Belanda di Pulau Jawa.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Rel lori tebu peninggalan BelandaBekas rel lori tebu peninggalan Belanda Foto: Muhammad Idris/detikFinance

PG Jatibarang dibangun oleh perusahaan swasta Belanda, NV Mijtot Exploitile der Surker Onderneming, pada tahun 1842. Untuk memudahkan pengangkutan tebu-tebu yang dipanen, dibuat jaringan rel lori sepanjang ratusan kilometer ke sejumlah perkebunan-perkebunan di wilayah Brebes dan Tegal.

Tebu diangkut menggunakan lori besi yang ditarik menggunakan loko uap dan diesel, yang oleh masyarakat setempat lebih dikenal dengan sepur. Jangan bayangkan sepur tebu tersebut seperti halnya kereta api pada umumnya.

Rel lori tebu berdiameter lebih kecil ketimbang rel kereta api. Dengan loko yang juga berdimensi lebih kecil, kecepatan sepur tebu hanya sekitar 10 km per jam saat muatannya penuh. Sehingga saking lambatnya, kerapkali bisa dikejar dan dinaiki anak-anak zaman dulu hingga lori sampai ke PG.

Rel lori tebu peninggalan BelandaBekas rel lori tebu peninggalan Belanda Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Selama perjalanan dari perkebunan menuju PG, batang tebu yang diangkut ini pula seringkali 'dicuri' penduduk sehingga kerapkali merepotkan mandor PG yang mengawasi panen tebu saat itu. Setiap loko bisa menarik hingga 20 lori yang muatan setiap lorinya 3-4 ton.

Panen tebu dan musim giling di Jawa umumnya berlangsung pada bulan April hingga Agustus. Yang biasanya dirayakan karyawan dan masyarakat sekitar pabrik dengan budaya syukuran yang disebut Metikan, lewat hiburan rakyat dan pasar malam selama 2 minggu penuh. Metikan sendiri berasal dari kata metik atau panen.

Namun demikian, seiring menuanya mesin loko dan pudarnya kejayaan PG-PG peninggalan Belanda, peran lori telah digantikan oleh truk untuk mengangkut tebu dari perkebunan ke area pabrik. Di PG Jatibarang sendiri, lori masih dipakai untuk mengangkut tebu dari timbangan pasca diturunkan dari truk, hingga ke mesin giling tebu.

Rel lori tebu peninggalan BelandaBekas re lori tebu peninggalan Belanda Foto: Muhammad Idris/detikFinance


Lama tak digunakan, jaringan rel lori yang dibangun PG Jatibarang saat ini kondinya terbengkalai. Di wilayah Brebes dan Tegal sendiri, rel lori tersebut sudah tak lagi berbekas.

Sementara besi tua bekas lori, bantalan, dan fasilitas weselnya sudah raib dicuri tangan jahil. Tanah yang jadi pijakan bantalan rel lori tebu sebenarnya berstatus tanah PG Jatibarang, dalam hal ini PTPN IX, kini banyak yang beralih fungsi menjadi tempat usaha dan permukiman warga.

Kendari begitu, tak semua rel lori tersebut hilang, di beberapa tempat khususnya yang berdekatan dengan PG, jaringan rel tersebut masih bisa ditemui meski sudah tak bisa lagi dipakai. Selain itu, pondasi jembatan yang sebelumnya digunakan untuk rel lori tebu melintasi sungai juga saat ini sebagian besar masih utuh.

Jadi rel lori tebu peninggalan Belanda jadi tempat usahaJalur rel lori tebu peninggalan Belanda jadi tempat usaha Foto: Muhammad Idris/detikFinance


Jalur rel lori tebu peninggalan Belanda jadi tempat usahaJalur rel lori tebu peninggalan Belanda jadi tempat usaha Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Pondasi jembatan rel lori tebu tersebut disulap menjadi jembatan penyeberangan warga. Selain itu, sejumlah infrastruktur pendukung jaringan rel lori tebu juga masih bisa ditemukan, seperti bangunan penampungan air untuk pendingin ketel uap loko.

Bangunan penampungan air itu tersebar di beberapa tempat di Tegal dan Brebes. Ciri khasnya bisa dilihat dari arsitektur khas Belanda, tembokya yang tebal dengan bak besi hitam di atas bangunan sebagai tandon air.

Jembatan rel lori peninggalan Belanda  disulap jadi jembatan penyeberanganJalur rel lori tebu peninggalan Belanda disulap jadi jembatan penyeberangan Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Rel lori digunakan PG era Belanda lantaran sangat efisien, sebelum kemudian perannya tersisihkan oleh truk. Jaringan rel lori membentang dari PG hingga ke dalam area perkebunan-perkebunan tebu.

Saat panen tebu, rel akan diperpanjang dengan rel besi sementara ke dalam perkebunan yang ditarik dengan sapi atau kerbau, sebelum kemudian disambungkan dengan loko untuk dibawa ke PG.

Era kejayaan gula di Hindia Belanda terjadi pada tahun 1920-an. Puncaknya pada tahun 1929-1930 dimana produksi gula saat itu mencapai 3 juta ton, menempatkan Indonesia sebagai eksportir gula terbesar kedua dunia setelah Kuba.

Bekas jalur rel lori peninggalan Belanda jadi pemukimanBekas jalur rel lori tebu peninggalan Belanda jadi permukiman Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Pabrik-pabrik gula peninggalan Belanda kemudian dinasionalisasi menjadi BUMN pasca kemerdekaan. Selain mesin-mesin PG yang sudah menua sehingga membuat rendemen tebu rendah, penyempitan lahan tebu dari tahun ke tahun membuat produksi gula nasional terus menyusut.

Indonesia saat ini menjadi pengimpor aktif gula lantaran kurangnya produksi dalam negeri. Setiap tahun total impor gula yang masuk berkisar 3 juta ton gula mentah (raw material) gula rafinasi, dan impor gula konsumsi sekitar 600.000 ton.

Bekas jalur rel lori tebu peninggalan BelandaBekas jalur rel lori tebu peninggalan Belanda Foto: Muhammad Idris/detikFinance
(idr/hns)

Hide Ads