Di hadapan para pemegang saham, Schultz menegaskan bahwa dirinya menyerukan dukungan terhadap pernikahan sejenis. Pernyataan ini sebenarnya sudah lama diungkapkan Schultz dalam rapat pemegang saham.
Namun ada media asing yang memelintir pernyataan Schultz tersebut sehingga terkesan Bos Starbucks itu meminta para pemegang saham yang tidak sepakat dengan ideologinya untuk menarik investasi dan menempatkan di tempat lain.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Misalnya Coca-Cola, Facebook, Nike, Adidas, Google, Pepsi, Apple, Toyota, Honda, Oreo, Microsoft, dan banyak lagi yang lainnya.
Salah satu seruan boikot datang dari PP Muhammadiyah yang meminta kepada pemerintah Indonesia untuk bertindak tegas terhadap perusahaan-perusahaan yang mendukung pernikahan sejenis dan telah beroperasi di Indonesia.
Ketua Bidang Ekonomi PP Muhammadiyah Anwar Abbas mengatakan, Indonesia merupakan negara falsafah yang memiliki Pancasila dan negara beragam agama yang sudah memiliki aturan tentang penolakan seruan pernikahan sejenis.
"Jadi kesimpulan saya, ini berbahaya, sangat berbahaya, kenapa berbahaya? Karena dia akan membuat bangsa ini tumbuh dan berkembang tidak sesuai dengan yang kita cita-citakan. Dengan apa mereka merusak, dengan uang yang kita miliki, yang kita belanjakan di tempat mereka," kata Anwar saat dihubungi detikFinance, Jakarta, Sabtu (1/7/2017).
Pemahaman yang ada selama ini di Indonesia adalah pernikahan lawan jenis dan sistem pernikahan konvensional ini sudah diterapkan lama di Indonesia, bahkan diseluruh dunia.
Anwar menyebutkan, dukungan yang dilakukan perusahaan-perusahaan internasional bertujuan untuk membuat tatanan masyarakat yang baru, yang membolehkan pernikahan sejenis.
Oleh karenanya, yang perlu dilakukan adalah pemerintah melakukan sinergi dengan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) untuk tidak menerbitkan bahkan membahas sedikit pun terkait dengan pernikahan sejenis.
"Untuk merealisasikan cita-citanya itu mereka perlu berjuang, untuk memperjuangkannya, bagaimana supaya perjuangan itu mendapat legalitas, jadi harus ada UU yang mengatur, supaya ada UU yang mengaturnya dibuat oleh politisi dan pemerintah dan oleh karena itu mereka mempengaruhinya, bagaimana dengan mensosialisasikan idenya," katanya.
"Mensosialisasikan dia perlu dana, masalah dana tidak masalah karena mereka punya banyak dana, salah satunya dengan Starbucks, jadi anak-anak bangsa yang ingin maju, yang ingin negerinya kuat, tumbuh berkarakter, makan di situ, lalu duitnya diambil oleh perusahaan Starbucks, lalu duit dari costumer itu untuk mensosialisasikan ide paham yang bertentangan dengan ide paham yang makan tadi," jelas dia.
Anwar mengaku, PP Muhammadiyah tidak keberatan jika seluruh perusahaan pendukung pernikahan sejenis beroperasi di Indonesia, dengan catatan murni berbisnis dan tidak berpolitik bahkan menyebarkan ajaran yang tidak sesuai Pancasila di Indonesia.
"Saya melihat Starbucks ini bukan hanya sebagai institusi bisnis, dan merupakan institusi bisnis dan ideologi yang akan disebarkan, ini berbahaya. Ternyata yang memiliki ideologi tidak hanya Starbucks, saya juga kaget sekali, baru pagi ini baca, ternyata banyak sekali, seperti Google, Microsoft, Coca-Cola," tutup dia. (ang/ang)