Salah satunya di Pasar Asemka, Jakarta Barat. Seorang pedagang alat tulis, Rohman, mengatakan alat tulis impor asal Cina yang dijualnya antara lain, pulpen, pensil, tipe-x dan penghapus.
Puplpen contohnya. Produk China dibanderol Rp 8.000/lusin, lebih murah Rp 4.000, dibanding pulpen produksi lokal Rp 12.000/lusin.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
"Memang kalau China lebih murah. Kaya pulpen, China Rp 8.000, pulpen lokal Rp 12.000. Lumayan bedanya," ungkap Rohman kepada detikFinance, saat ditemui di Proyek Pasar Pagi, Jakarta Barat, Senin (10/7/2017).
Tapi, menurut Rohman, kualitas produk lokal masih lebih unggul dibandingkan produk dari China. Seperti halnya pulpen atau pensil asal China, menurut Rohman kualitasnya jauh di bawah produk lokal.
"Kaya pulpen saja. Pulpen China gampang bocor, macet-macet. Apalagi kalau diperhatikan lebih jeli, isi pulpennya gak penuh, kaya pulpen kita (lokal). Pensilnya juga gitu, kalau habis diserut, cepat patah. Enggak kuat," jelasnya.
![]() |
Menurutnya, saat ini masyarakat sudah cukup paham terhadap produk alat tulis yang dibeli. Sehingga meski produk luar lebih murah, sebagian besar pembeli tetap mencari produk lokal dengan kualitas yang lebih baik.
"Pembeli juga sudah pada pintar lah. Mereka pasti pilih kualitas, walaupun harganya lebih mahal sedikit," terangnya. (hns/hns)