Hal tersebut dikemukakan Jokowi saat membuka rapat terbatas Evaluasi Pelaksanaan Proyek Strategis Nasional dan Program Prioritas Jakarta, di Kantor Presiden, Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (11/7/2017). Rapat juga dihadiri oleh Gubernur DKI Jakarta Djarot Saiful Hidayat dan beberapa menteri.
"Sebagai ibu kota negara sekaligus kota terbesar di Indonesia saat ini DKI Jakarta memiliki beragam potensi dan permasalahan," ungkapnya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Persoalan utama yang dihadapi DKI Jakarta seperti utamanya kota metropolitan dunia adalah urbanisasi, kemiskinan, ketimpangan sosial, penyediaan fasilitas umum, listrik, perumahan, sanitasi, air bersih, kemacetan dan penyediaan transportasi massal, penanganan soal limbah dan polusi udara dan pengendalian tata ruang," paparnya.
Dalam penanganan Jakarta, Jokowi menyatakan pemerintah pusat akan turut serta secara langsung.
"Saya ingin mengingatkan dalam menyelesaikan persoalan besar ini tidak bisa hanya diselesaikan hanya oleh pemerintah daerah DKI Jakarta semata tapi juga memerlukan bantuan dan keterlibatan pemerintah pusat. Memerlukan kerja sama, kekompakan dengan daerah-daerah penyangga di ibu kota," terang Jokowi.
Secara umum, pertumbuhan ekonomi Jakarta pada kuartal I-2017 sebesar 6,48% lebih tinggi dari rata-rata nasional. Tingkat pengangguran tercatat 5,3%, turun dibandingkan periode sebelumnya.
"Saya harap pencapaian ini dapat ditingkatkan dengan mendorong pertumbuhan ekonomi yang berkualitas sehingga bisa membuka lapangan pekerjaan yang baru serta mampu lebih banyak menyerap tenaga kerja," tandasnya.
(mkj/dna)