Mencapai postur bauran energi yang ideal bagi Indonesia salah satunya adalah meningkatkan pemakaian gas bumi domestik sampai dengan berkontribusi 23% dari seluruh pasokan energi Indonesia di 2025. Artinya dalam waktu 9 tahun pemakaian gas domestik harus dua kali lipat dari pemakaian di tahun 2016.
Direktur komersial PT Perusahaan Gas Negara (Persero) Tbk (PGN), Danny Praditya, dalam paparannya di acara Gas Indonesia Summit & exhibition 2017 mengungkapkan meningkatkan pemanfaatan gas domestik memiliki tantangan yang besar. Di balik tantangan tersebut, sebenarnya terdapat peluang yang juga besar bagi semua pihak.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Selain itu saat ini, Indonesia dituntut untuk lebih kompetitif sehingga permintaan akan harga gas yang kompetitif terus disampaikan oleh industri.
"Tantangan berikutnya adalah bahwa Indonesia harus mampu mengelola paradoks antara kebutuhan untuk percepatan pembangunan atau Development tapi di saat yang sama harus menjadi efisien. Paradoks antara development dan efficiency," katanya.
"Seluruh tantangan tersebut harus kita jawab dan caranya membutuhkan integrated planning dan integrated action. Meningkatkan pemakaian gas membutuhkan terobosan dalam demand creation yang berarti melibatkan lintas kementerian, investor dan key players di industri gas dan implementasinya membutuhkan sinergi seluruh pihak," lanjut Danny.
Lalu, apa yang harus dilakukan seluruh pihak dalam integrasi tersebut? Danny mengungkapkan diperlukannya road map atau master plan sejalan dengan pembangunan energi, terutama gas.
"Salah satu bentuk integrasi tersebut adalah membangun Indonesia Gas Master Plan. Seluruh tantangan tersebut adalah peluang. Peran gas masih dominan ke depan dan PGN sebagai BUMN gas berkomitmen untuk terus meningkatkan pemanfaatan gas bumi domestik. Terus memperluas dan meningkatkan manfaat energi baik untuk negeri," tutup Danny. (mca/hns)