Nasib Pasar Elektronik Glodok: Babak Belur Dihajar Online

Nasib Pasar Elektronik Glodok: Babak Belur Dihajar Online

Muhammad Idris - detikFinance
Kamis, 13 Jul 2017 14:05 WIB
Foto: Muhammad Idris
Jakarta - Pada era tahun 1990-an, Pasar Glodok jadi pusat grosir barang elektronik paling ramai di Indonesia. Semua jenis elektronik tersedia di pasar yang berlokasi di Jakarta Barat tersebut, dari mulai barang baru hingga rekondisi alias bekas.

Namun demikian, kondisi Glodok semakin hari semakin ditinggal pembeli. Andre, salah seorang pedagang elektronik Glodok, mengatakan salah satu kontributor sepinya pembeli di pasar tersebut terjadi karena maraknya tren berbelanja online.

"Sepi salah satunya karena online. Itu berpengaruh sekali, orang sekarang lebih suka beli secara online daripada datang langsung, tapi untuk beberapa elektronik saya kira memang masih harus lihat barangnya langsung," kata Andre kepada detikFinance, ditemui di tokonya, Kamis (13/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Dia mengungkapkan, para pedagang elektronik yang masih bertahan di lantai 3 hingga 5 Pasar Glodok, juga rata-rata memiliki situs online atau menjualnya lewat situs e-commerce.

Nasib Pasar Elektronik Glodok: Babak Belur Dihajar OnlineFoto: Muhammad Idris


"Ini rata-rata yang masih buka toko juga punya online. Kalau tidak punya online, jual dengan menunggu di toko begini saja pasti enggak bisa bertahan, habis pasti. Lihat saja yang datang sepi sekali begini," ujar dia.

Andre yang menjual PlayStation dan kaset game console ini mengaku, porsi penjualan video game tersebut dari online bahkan lebih besar ketimbang yang dijual langsung dari toko.

"Kalau di saya porsinya penjualan lewat online itu 60%. Untuk offline itu 40%, jadi memang besar. Kalau online terutama pembeli cari yang seperti PS 3 seri 25, kalau itu orang enggak khawatir kalau beli online," ungkap Andre.

Nasib Pasar Elektronik Glodok: Babak Belur Dihajar OnlineFoto: Muhammad Idris


Frans, pedagang elektronik Pasar Glodok mengamini hal tersebut. Untuk bertahan, pedagang Pasar Glodok juga banyak yang menjualnya lewat online. Sementara di toko sendiri lebih banyak yang dilakukan pedagang.

"Makanya kadang kita hanya ambil barang dari distributor begitu ada pesan online. Baru barangnya dikirim langsung. Tapi kan memang enggak pasti, kadang ada yang beli sampai 5 set. Kalau di toko begini, sepi," pungkas Frans. (idr/wdl)

Hide Ads