Siang hari di saat akhir pekan, lumrah rasanya mal-mal di Jakarta dipadati pengunjung. Namun tak demikian halnya di Mal Roxy Square di Jakarta Barat. Pusat belanja yang berada tak jauh dari RS Sumber Waras ini terlihat sangat lengang, dan sangat jauh dari kesan ramai.
Saat itu jarum jam menunjukan pukul 13.00 WIB, hanya segelintir penyewa di mal tersebut yang membuka tokonya, itu pun paling banyak hanya di lantai dasar, sementara dua lantai di atasnya, toko yang buka bisa dihitung dengan jari. Bahkan, lantai 3 hingga 5 tak ada lagi pedagang yang membuka tokonya.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
![]() |
Sisanya, rolling door atau pintu geser dari ratusan toko lainnya tertutup rapat. Bahkan sebagian di antaranya ditempeli kertas bertuliskan disewakan lantaran lama tak ditempati lagi oleh penyewa sebelumnya.
![]() |
Naik ke lantai 2 hingga ke atas, lampu penerangan terlihat sangat minim, lantaran hampir tak ada denyut perdagangan di Roxy Square. Saat melongok ke parkiran pun setali tiga uang, baik lokasi parkir motor maupun mobil, terlihat sangat lengang.
![]() |
Ian, salah seorang pedagang handphone di lantai G mengatakan, Mal Roxy Square memang sudah bertahun-tahun lamanya sepi pengunjung. Sejumlah tenant sudah angkat kaki lantaran tak kuat dengan rendahnya omset penjualan di pusat belanja tersebut.
"Ini sepi sudah bertahun-tahun. Ada di sini yang memang tutup karena hari Minggu, tapi jumlahnya tak seberapa. Rata-rata memang tutup permanen karena banyak enggak kuat. Sepi sekali yang datang ke sini. Saya saja banyak bengong ini," kata Ian kepada detikFinance ditemui di tokonya, Minggu (16/7/2017).
![]() |
Mal tersebut sedianya memang diperuntukan sebagai tempat penjualan handphone dan aksesorisnya, sekaligus menjadi pesaing dari mal di sebelahnya, ITC Roxy Mas yang hanya berjarak sekitar 300 meter dari Roxy Square.
"Jangan samakan dengan ITC Roxy, jauh bedanya. Kalau di sini sepi sekali. Saya saja jualannya online saja buat bertahan," ungkap Ian.
Suasana berbeda justru berkebalikan dengan yang ada di ITC Roxy yang terlihat sangat ramai dikunjungi pemburu handphone dan pedagang aksesoris telepon pada siang itu. Hampir 5 lantai mal tersebut dipenuhi pengunjung. Hanya sebagian toko saja yang terlihat tutup.
Gemerlap lampu, suara bising musik dari sejumlah toko handphone, pedagang keliling yang menawarkan minuman, dan penawaran dari sales yang rata-rata wanita muda kepada pengunjung yang melintas terdengar silih berganti, mengindikasikan mal tersebut cukup ramai.
![]() |
Iqbal, salah seorang pedagang handhpone di ITC Roxy mengatakan, mal tersebut rutin disebu pengunjung karena selama ini memang terkenal sebagai pusatnya belanja handphone dan aksesorisnya, baik grosir maupun eceran.
"Karena orang selalu cari handphone baru, kebutuhan handphone beda dengan elektronik lain. Makanya enggak ada matinya jualan handphone, mal kayak Roxy begini akan selalu ramai. Beda sama Glodok," ujar Iqbal.
![]() |
Dia menutukan, meski ada beberapa penyewa toko yang memilih tutup di mal tersebut, jumlahnya tak seberapa. Apalagi, di Roxy juga selama ini jadi tempat kulakan para pedagang aksesoris dan counter handphone di beberapa daerah.
"Ramai terus ini, dari tahun ke tahun selalu ramai. Orang selalu cari handphone, kalau elektronik seperti di Glodok wajar sepi. Apalagi di sini juga buat belanja pedagang-pedagang aksesoris," jelas Iqbal. (idr/mkj)