Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan instruksi tertulis yang menyatakan bahwa pengembangan mobil listrik harus didukung oleh semua kementerian dan lembaga terkait.
Sebenarnya bukan kali ini saja pengembangan mobil listrik didorong. Pada era pemerintahan sebelumnya, Dahlan Iskan yang ketika itu menjabat sebagai Menteri BUMN pernah mencoba merintis jalan untuk mewujudkan mobil listrik 'Made in Indonesia'.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Iya, ketemu teman lama, tanya pengalaman dia (Dahlan) soal mobil listrik," kata Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Kamis (20/7/2017).
Dalam perbincangannya dengan Dahlan kemarin, kata Luhut, ada satu kesamaan pemikiran bahwa pengembangan mobil listrik mendesak harus dilakukan.
"Sama pemikirannya dengan kita, mobil listrik itu sudah waktunya kita kembangkan. Teknologi itu cepat majunya, Presiden sudah saya laporkan mengenai itu," ucapnya.
Pasar domestik sangat besar, harus bisa dimanfaatkan oleh industri di dalam negeri sebelum direbut oleh asing. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif bagus, permintaan mobil akan terus meningkat, termasuk nantinya mobil listrik.
Ini harus diantisipasi oleh Indonesia. Kalau tak segera membangun industrinya di dalam negeri, mobil-mobil listrik impor akan membanjiri jalanan di Indonesia pada masa depan.
Luhut tak mau Indonesia hanya jadi importir saja, harus ikut jadi pemain di pasar juga. Harus ada keberpihakan pemerintah pada mobil listrik buatan bangsa sendiri.
"Jangan kita jadi market-nya mobil listrik orang. Kalau kita punya (teknologi mobil listrik) belum terlalu bagus, ya enggak apa-apa, pelan-pelan," tegasnya.
Jika Indonesia berhasil mengembangkan mobil listrik, bukan hanya impor kendaraan bermotor saja yang turun, tapi juga impor BBM. Dampaknya sangat positif buat perekonomian nasional. (mca/ang)