Luhut Temui Dahlan Iskan, Belajar Soal Pengembangan Mobil Listrik

Luhut Temui Dahlan Iskan, Belajar Soal Pengembangan Mobil Listrik

Michael Agustinus - detikFinance
Kamis, 20 Jul 2017 20:32 WIB
Foto: Budi Sugiharto/detikTravel
Jakarta - Sepuluh tahun lagi, mobil listrik diperkirakan bakal menggantikan mobil-mobil berbahan bakar minyak. Perubahan besar itu harus diantisipasi oleh Indonesia. Maka pemerintah ingin memulai pengembangan mobil listrik di dalam negeri.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan instruksi tertulis yang menyatakan bahwa pengembangan mobil listrik harus didukung oleh semua kementerian dan lembaga terkait.

Sebenarnya bukan kali ini saja pengembangan mobil listrik didorong. Pada era pemerintahan sebelumnya, Dahlan Iskan yang ketika itu menjabat sebagai Menteri BUMN pernah mencoba merintis jalan untuk mewujudkan mobil listrik 'Made in Indonesia'.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Menko Kemaritiman, Luhut Binsar Panjaitan, pada Rabu (19/7/2017) lalu secara khusus datang ke rumah Dahlan di Surabaya untuk belajar dari pengalaman mantan Menteri BUMN itu.

"Iya, ketemu teman lama, tanya pengalaman dia (Dahlan) soal mobil listrik," kata Luhut saat ditemui di Kantor Kemenko Kemaritiman, Jakarta, Kamis (20/7/2017).

Dalam perbincangannya dengan Dahlan kemarin, kata Luhut, ada satu kesamaan pemikiran bahwa pengembangan mobil listrik mendesak harus dilakukan.

"Sama pemikirannya dengan kita, mobil listrik itu sudah waktunya kita kembangkan. Teknologi itu cepat majunya, Presiden sudah saya laporkan mengenai itu," ucapnya.

Pasar domestik sangat besar, harus bisa dimanfaatkan oleh industri di dalam negeri sebelum direbut oleh asing. Dengan pertumbuhan ekonomi Indonesia yang relatif bagus, permintaan mobil akan terus meningkat, termasuk nantinya mobil listrik.

Ini harus diantisipasi oleh Indonesia. Kalau tak segera membangun industrinya di dalam negeri, mobil-mobil listrik impor akan membanjiri jalanan di Indonesia pada masa depan.

Luhut tak mau Indonesia hanya jadi importir saja, harus ikut jadi pemain di pasar juga. Harus ada keberpihakan pemerintah pada mobil listrik buatan bangsa sendiri.

"Jangan kita jadi market-nya mobil listrik orang. Kalau kita punya (teknologi mobil listrik) belum terlalu bagus, ya enggak apa-apa, pelan-pelan," tegasnya.

Jika Indonesia berhasil mengembangkan mobil listrik, bukan hanya impor kendaraan bermotor saja yang turun, tapi juga impor BBM. Dampaknya sangat positif buat perekonomian nasional. (mca/ang)

Berita Terkait

 

 

 

 

 

 

 

 

Hide Ads