Seperti yang dilansir CNNMoney, Senin (31/7/2017), kondisi ini tergambar dari supermarket Excelsior Gama di Caracas, Venezuela. Ada 100 orang tengah dalam antrean untuk membeli beberapa kantong tepung jagung.
Bila ingin beranjak ke supermarket lain, jaraknya sekitar 1 mil. Harganya juga sangat mahal, bisa dua kali lipat. Satu botol sirup Aunt Jemima setara dengan gaji sebulan upah minimum yang sebesar 97.531 atau US$ 10.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Pasta, ayam, saya juga tidak punya susu atau gula," ujarnya.
Tak banyak yang bisa Ia lakukan, selain berharap pasokan makanan bisa kembali normal."Saya tidak tahu apakah saya memiliki masa depan di negara ini," imbuhnya.
Hampir semua bisnis di Caracas, dimulai dengan pemogokan dua hari sebagai bentuk unjuk rasa atas pemungutan suara atas Presiden Nicolas Maduro yang dimungkinkan bisa menulis ulang konstitusi.
Setidaknya hal tersebut cukup kuat sebagai gambaran krisis. Makanan menjadi barang yang sulit ditemukan. Supermarket besar memiliki stok melimpah, namun hara yang dipatok sangat mahal. Sehingga tidak terjangkau bagi para pekerja.
Kejatuhan Venezuela ke dalam krisis ekonomi muncul pada 2015, saat harga minyak jatuh sampai ke titik US$ 30 per barel. Venezuela kehilangan banyak penerimaan karena sangat bergantung pada komoditas tersebut.
Ekonomi Venezuela jatuh 18% pada tahun berikutnya. Krisis merambat lebih dalam untuk sektor keuangan dan kemanusiaan. Hingga menimbulkan unjuk rasa besar-besaran pada April 2017. (mkj/dnl)