Pengusaha Ritel Keluhkan Penjualan Turun, Ini Sebabnya

Pengusaha Ritel Keluhkan Penjualan Turun, Ini Sebabnya

Muhammad Idris - detikFinance
Rabu, 02 Agu 2017 13:57 WIB
Foto: Rachman Haryanto
Jakarta - Pemerintah beberapa kali merilis ekonomi secara makro masih bisa tumbuh positif. Namun demikian, jika melihat secara riil, banyak pengusaha mengeluhkan penurunan omzet penjualan. Salah satunya dari pelaku usaha ritel.

Wakil Ketua Umum Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia (Aprindo), Tutum Rahanta, mengatakan penurunan omzet pengusaha ritel lantaran daya beli masyarakat yang semakin menurun. Tren masyarakat saat ini memilih mengerem pembelian di luar bahan pokok.

"Situasinya ini sedang sulit, karena daya beli masyarakat yang seret. Tapi enggak bisa dibilang semua ritel. Pasti yang turun sekali ini yang barang-barang yang bukan kebutuhan pokok. Kalau bahan pokok pasti masih bertahan duluan. Barang-barang yang sifatnya kebutuhan sekunder dan tersier, yang sifatnya mungkin untuk senang-senang," kata kepada detikFinance, Rabu (2/7/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT


Menurut dia, turunnya daya beli masyarakat tersebut salah satunya disebabkan karena belum maksimalnya serapan tenaga kerja, serta dampak infrastruktur yang baru terasa dalam beberapa tahun lagi.

"Kenapa turun daya belinya, karena tenaga kerja belum terserap dengan baik. Kemudian infrastruktur arahnya sudah bagus, tapi memang masih ada beberapa aspek yang membuat ekonomi biaya tinggi karena infrastruktur perlu beberapa tahun lagi," ungkap Tutum.


Dia mencontohkan, salah satu penjualan pengusaha ritel yang tengah terpuruk yakni fashion. Ini lantaran saat ini, kecenderungan masyarakat menahan berbelanja.

"Seperti orang mau ganti handphone, nanti dulu lah, itu contoh. Jadi arahnya yang turun itu produk-produk yang bukan pokok. Seperti kalau bicara pakaian, itu turunnya (penjualan) antara 5-15%, tergantung pelaku usahanya," terang Tutum. (idr/hns)

Hide Ads