Tukang Goreng Saham, Bandar atau Bandit?

Tukang Goreng Saham, Bandar atau Bandit?

Danang Sugianto - detikFinance
Jumat, 11 Agu 2017 09:30 WIB
Foto: Grandyos Zafna
Jakarta - Pasar modal merupakan sebuah wadah bagi investor untuk berinvestasi di instrumen saham. Seiring perkembangan zaman, perdagangan saham pun semakin liar, ada pula pihak-pihak serakah mencari keuntungan dengan berbagai cara yang biasa disebut goreng saham.

Adakah praktik goreng saham? Siapa pelakunya? Bagaimana caranya?

Menurut praktisi pasar modal, inspirator investasi serta penulis buku Bandarmology, Ryan Filbert, praktik goreng saham itu sudah pasti ada, namun sulit untuk dibuktikan siapa pelakunya.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Untuk mengetahui sebuah saham digoreng atau tidak sebenarnya cukup mudah kata Ryan, cukup dengan melihat kinerja keuangan perusahaan dan bandingkan dengan harga sahaam saat ini. Jika kinerjanya biasa-biasa saja atau bahkan buruk, tapi sahamnya terus menguat itu sudah pasti digoreng.

"Harga sahamnya bagus, tapi laporan keuangannya jelek, tiba-tiba mau terbitkan MTN, itu tanda tanya besar. Itu rawan," tuturnya kepada detikFinance, Kamis (10/8/2017).

Biasanya praktik goreng saham juga lebih mudah dilakukan pada saham-saham kecil. Sebab oknum goreng saham bisa leluasa jika tidak ada pemegang saham lain yang memiliki modal lebih besar.

Nah untuk saham seperti itu biasanya terjadi untuk saham-saham yang biasanya tidak bergerak atau tidur tiba-tiba bergerak seperti 'zombie'.

Untuk target dari praktik goreng saham ini adalah investor-investor kecil yang masih awam. Mereka hanya melihat saham yang bergerak tiba-tiba tanpa melihat fundamental perusahaannya.

Setelah terkumpul mangsanya dan harga saham melambung tinggi, oknum goreng saham langsung banting dengan melakukan aksi jual dalam volume yang besar. Alhasil saham jatuh kembali dan banyak investor yang jadi korban.

"Trader nyangkut biasanya bukan saham gede tapi pasti saham kecil. Karena makan rumor tidak lihat laporan keuangannya," imbuhnya.

Nah apakah oknum goreng saham pasti bandar? Menurut Ryan bukan. Bandar sendiri diartikan pihak yang memiliki dana yang besar sebagai market maker. Bandar yang memegang sebuah saham dalam jumlah besar tentu memiliki kepentingan untuk memperbaiki portofolionya.

"Sah-sah saja jika dia jaga harga sahamnya. Karena punya kepentingan," imbuhnya.

Menurut Ryan oknum goreng saham adalah 'Bandit'. Bandar dan bandit memiliki kesamaan yakni memiliki modal besar. Namun perbedaannya dipraktiknya, bandit mencari keuntungan dengan merugikan banyak orang.

"Jadi kalau punya modal tinggal pilih mau jadi malaikat atau setan. Bandar dibutuhkan sebagai market maker, nah yang repot bandit," tegasnya. (ang/ang)

Hide Ads