Ini Lho Sapi Kurban Seharga Rp 45 Juta/Ekor

Ini Lho Sapi Kurban Seharga Rp 45 Juta/Ekor

Muhammad Idris - detikFinance
Jumat, 11 Agu 2017 15:50 WIB
Foto: Muhammad Idris/detikFinance
Jakarta - Saat menjelang Idul Adha, mulai banyak masyarakat yang mencari hewan kurban, baik sapi maupun kambing. Larisnya permintaan tersebut dimanfaatkan pedagang hewan musiman yang umumnya sudah membuka lapak 2 atau 3 minggu sebelum Lebaran.

Yanto, salah seorang di antaranya, membangun kandang sementara dari terpal dan bambu di Jalan Raya Klender, Jakarta Timur. Menurutnya, Limosin jadi sapi yang harganya paling mahal lantaran bobotnya yang cukup besar, yakni di atas 400 kg.

"Paling mahal pasti Limosin, harganya di atas Rp 30 juta per ekor, karena beratnya 400 kg ke atas. Kalau di saya sendiri jualnya paling mahal dari Limosin Rp 45 juta per ekor. Beratnya ya 500 kg ke atas. Saya kurang tahu persis berapa beratnya, kan enggak ada kiloan," kata Yanto kepada detikFinance, Jumat (11/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Sapi kurban jenis limosinSapi kurban jenis limosin Foto: Muhammad Idris/detikFinance

Yanto menjelaskan, untuk Limosin sendiri dia beli dari para peternak di Kabupaten Magetan, Jawa Timur. Berbeda dengan sapi Bali dan Madura yang bisa didapatkannya dari beberapa daerah di Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Sementara untuk jenis sapi Bali dan Madura, harganya relatif lebih murah lantaran bobotnya yang terbilang lebih kecil di kisaran 300-400 kg dengan harga Rp 20 juta sampai Rp 25 juta.

"Harga itu lihat ukuran sapinya, kalau lihat berat itu agak susah, ya kira-kira berat saja. Tapi yang pasti Limosin yang saya jual di atas Rp 30 juta karena kalau ditimbang di atas 400 kg," terang Yanto yang sudah 7 tahun berjualan hewan kurban.

Sapi kurban jenis limosinSapi kurban jenis limosin Foto: Muhammad Idris/detikFinance


Dia menuturkan, harga sapi tahun ini rata-rata mengalami kenaikan sebesar Rp 1 juta per ekor. Itu disebabkan kenaikan harga di peternak, harga pakan, dan ongkos transportasi.

"Naik itu ya karena buat beli rumputnya naik, cari pakannya kan susah, bisa sampai Karawang ambil jerami sama rumputnya. Lahan juga susah, semakin mahal sewanya, terus ongkosnya (transportasi) juga naik," ucap Yanto. (idr/hns)

Hide Ads