Harga Semen di Papua Turun Jadi Rp 500 Ribu/Sak, Kok Bisa?

Harga Semen di Papua Turun Jadi Rp 500 Ribu/Sak, Kok Bisa?

Muhammad Idris - detikFinance
Senin, 14 Agu 2017 14:26 WIB
Foto: Hasan Al Habshy
Jakarta - Masyarakat di pedalaman Papua kini bisa menikmati harga semen yang lebih murah. Harga bahan bangunan di pegunungan Papua sebelumnya mencapai Rp 2 juta/sak atau lebih. Kini harganya sudah bisa ditekan hingga Rp 500.000/sak.

Sekretaris Perusahaan PT Semen Indonesia (Persero) Tbk, Agung Wiharto, mengatakan penurunan harga tersebut dilakukan lewat kerja sama antara PT Semen Indonesia dengan PT Pelindo IV, PT Pos Indonesia, dan PT Perusahaan Perdagangan Indonesia (PPI), dalam proses distribusi.


"Jadi semua dikelola dengan sangat efisien. Kami menekan semua margin-margin dari mulai di pabrik kami, sampai dengan distribusi di lokasi," ujar Agung kepada detikFinance, Senin (14/8/2017).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Agung menjelaskan, semen yang dipasok ke Papua berasal dari produksi pabrik Semen Tonasa di Sulawesi Selatan. Ada pengurangan margin dari biasanya yang dilakukan Semen Indonesia khusus untuk semen yang dikirim ke Papua.


"Dari Makassar, oleh pelindo IV, semen dibawa ke Timika, di sana ada gudangnya PT PPI. Dari gudangnya PPI, kemudian dibawa ke bandara untuk diangkut menggunakan pesawat. Itu ada dua kali penerbangan, 1 pesawat bisa angkut 500 sak," jelas Agung.

Selanjutnya, setelah semen sampai di pedalaman Papua, pihaknya juga melakukan kesepakatan harga dengan para distributor di sana. Tujuannya, agar mereka tak menjual semen di atas harga yang ditetapkan Semen Indonesia.


"Setelah sampai ke Wamena, kita kerja sama juga dengan distributor. Kita buat kesepakatan supaya distributor itu mau menjual dengan harga yang sudah kita tetapkan, mereka tetap dapat margin, artinya tetap untung. Tetapi enggak terlalu besar," papar Agung.

"Kita sudah buat kesepakatan, kalau mereka enggak mau jual dengan harga yang kita tetapkan, maka untuk penjualan kita akan handle sendiri saja, enggak pakai distributor," pungkas Agung. (idr/hns)

Hide Ads