Pelepasan ekspor ini ditandai dengan pengiriman 12 kontainer bawang merah masing masing berisi 28 ton. Pelepasan armada pengangkut bawang ini ditandai sengan pemecahan kendi oleh Kapolda Jawa Tengah, Irjen Pol. Condro Kirono.
Mentan mengatakan, ekspor bawang kali ini merupakan hasil kerja keras para petani yang bisa merubah keadaan dari impor menjadi ekspor.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Foto: Waw! RI Ekspor Bawang ke Thailand |
"Pada momen HUT RI ke 72 ini, pejuang pangan kita mempersembahkan kepada negara yaitu ekspor ke Thailand sebanyak 5.600 ton bawang merah," kata Amran.
Amran menargetkan akan melakukan ekspor hasil pertanian termasuk bawang ke sejumlah negara di Asia lainnya. Ia bercerita, pada 2015, Indonesia masih impor bawang merah.
Selama beberapa tahun berikutnya impor makin berkurang dan tahun ini bisa ekspor.
"Pada 2014 kita impor 72 ribu ton, tahun 2015 turun menjadi 15 ribu ton, tahun 2016 tidak impor dan tahun ini dibalik, kita ekspor 5.600 ton," kata Mentan.
Amran menambahkan, ekspor untuk menstabilkan harga yang cenderung karena panen raya. Saat produksi melimpah pemerintah sepakat dengan Bulog untuk membuat konsensus harga sebesar Rp 15 ribu per kg. Dengan harga tersebut, petani bisa terus berproduksi.
Ketua Asosiasi Bawang Merah Indonesia (ABMI) Juwari menjelaskan, tahun ini produksi bawang di Brebes sebanyak 1 juta ton. Produk dalam negeri ini cukup untuk menutup kebutuhan nasional sebanyak 800 ribu ton.
Hasil panen pada bulan bulan tertentu akan melimpah seperti yang terjadi sekarang, dimana di kawasan Brebes sedang musim angin kumbang yang kering. Namun pada saat musim hujan, panen akan berkurang dan biasanya akan mendatangkan bawang dari luar negeri untuk memenuhi kebutuhan lokal.
Menurut Juwari ekspor tahun ini bukan yang pertama. Sebelumnya petani di Brebes juga mengekspor bawang saat produksi melimpah.
"Ekspor bawang itu dari dulu sudah ada, tahun 2012, 2013 sampai 2015. Jadi 2017 ini merupakan yang ke sekian kali, bukan ekspor perdana," terang Juwari. (sip/hns)