Nenek penjual telur puyuh itu gagal berangkat umrah gara-gara pemilik First Travel, pasutri Andika Surachman dan Anniesa Hasibuan menilap dana jemaah yang nilainya Rp 800 miliar lebih.
Meski kecewa, Nenek Martini pun berharap tetap bisa berangkat ke Tanah Suci. Beredar kabar jika sudah ada donatur yang akan memberangkatkan Nenek Martini untuk umrah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Belum ada yang hubungi saya untuk bantu berangkat. Saya senang dengar kabar itu. Masih terbayang saya lihat ka'bah," kata Martini saat dihubungi detikFinance, Rabu (23/8/2017).
Dia menjelaskan saat ini dirinya masih menemani anaknya di rumah sakit yang baru saja melahirkan.
"Memang ada yang menghubungi saya, tapi wartawan yang mau wawancara. Saya akan terima mereka," ujar Martini.
Nenek Martini yang tinggal di Padang, Sumatera Barat ini mendaftarkan diri untuk umrah ke First Travel pada Maret 2016. Setelah mendaftar kepada agen bernama Mutia, ia dijanjikan berangkat pada Mei 2017.
Uang yang nenek Martini setorkan kepada First Travel adalah hasil kerjanya selama ini. Demi ke Mekah katanya, Nenek Martini menyisihkan sekitar Rp 100.000 setiap bulan.
Ia menjual telur puyuh, kelapa hingga manggis. Tergantung musim, hasil bumi apapun ia jual untuk bisa menabung.
"Saya menabung lama sekali, mungkin lebih dari 10 tahun. Karena saya memang ingin sekali ke umrah, tapi kejadiannya seperti ini saya sedih sekali," urainya. (ang/ang)