Direktur Utama PT Bank Mandiri (Persero) Tbk Kartika Wirjoatmodjo mengatakan, bocornya kerahasiaan data perbankan bisa jadi disebabkan saking banyaknya transaksi e-commerce yang dilakukan seseorang.
Transaksi yang berulang tersebut, khususnya dengan tempat yang berbeda-beda membuat data pemilik dengan mudahnya tersebar seperti alamat tempat tinggal, nomor telepon kepada berbagai layanan e-commerce.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurutnya masyarakat perlu terus diberikan edukasi dengan baik terkait data pribadi terutama di era digital ini. Pasalnya, banyaknya merchant e-commerce saat ini membuat banyak data seorang nasabah tersebar di mana-mana, sehingga rentan bocor.
"Karena kita kan punya merchant alat data. Kita memang melihat kedepan juga akan membuat lebih sedikit capturing data, sehingga kebocoran data semakin sedikit. Kadang di merchant, kita kan harus swipe dua kali di (mesin) edc-nya dan di posnya mereka di register mereka. Kita kan enggak tahu sumber data dari mana saja," tutur pria yang akrab disapa Tiko ini.
Untuk itu, ke depan pihaknya akan bekerja sama dengan regulator agar pengawasan data nasabah lebih ketat menyusul semakin meningkatnya pertumbuhan e-commerce di Indonesia.
"Kemudian kita juga menghimbau pada para e-commerce supaya hati-hati pendaftaran secara online. Jangan terlalu banyak punya data di banyak tempat karena sumber kebocorannya bisa di banyak tempat," tukasnya. (eds/mkj)