Pedagang beras di Pasar Induk Cipinang, Ate, mengatakan pasokan beras dari daerah menurun hingga 50%. Jika biasanya dia mendapat pengiriman di atas 500 ton per hari, saat ini Ate hanya mendapat sekitar 200-300 ton.
"Yang masuk paling 200-300 ton setiap hari, biasanya dapat di atas 500 ton," kata Ate ditemui detikFinance di kiosnya, Jakarta, Rabu (5/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Pasokan Beras Daerah ke Pasar Induk Cipinang Turun 50%. Foto: Fadhly Fauzi Rachman |
Ate menjelaskan, pasokan beras yang berkurang berasal dari daerah Jawa Barat dan Jawa Tengah. Menurutnya, ada sejumlah faktor yang membuat pasokan beras dari daerah mengalami penurunan.
"Sekarang musim panennya baru selesai, dan mungkin juga kemarau jadi petani sulit," kata Ate.
Selain itu, kata Ate, adanya kebijakan harga eceran tertinggi (HET) dari pemerintah juga berdampak terhadap pasokan beras dari daerah. Pasalnya, harga beras medium dari daerah sedang tinggi, oleh sebab itu pedagang tak banyak mengambil beras jenis medium.
"Kalau medium enggak (ambil) saya, soalnya harganya enggak dapet, itu karena ada HET. Beli di daerah juga mahal," terangnya.
Pasokan Beras Daerah ke Pasar Induk Cipinang Turun 50%. Foto: Fadhly Fauzi Rachman |
Senada dengan ATE, pedagang lainnya di Pasar Induk Cipinang bernama Herman juga mengaku mengalami penurunan pasokan beras dari daerah hingga 50%.
"Biasanya datang 10 truk, 1 truk itu sekitar 10 ton. Sekarang paling cuma 4 sampai 5 truk datangnya," kata Herman. (mkj/mkj)












































Pasokan Beras Daerah ke Pasar Induk Cipinang Turun 50%. Foto: Fadhly Fauzi Rachman
Pasokan Beras Daerah ke Pasar Induk Cipinang Turun 50%. Foto: Fadhly Fauzi Rachman