.webp)
Menurut Analis Binaartha Sekuritas Reza Priyambada penutupan gerai dalam bisnis ritel belum tentu menjadi pertanda bahwa kinerja keuangan perusahaan sedang kurang sehat. Bisa jadi langkah itu menjadi strategi perseroan untuk menambah profit.
"Berita itu bisa dianggap menjadi positif. Kalau melihat dengan adanya pentupan itu akan lebih efisien, karena beban biaya operasional berkurang. Atau akan ada pengalihan pembeli ke gerai lebih banyak pengunjungnya. Bisa jadi malah lebih stabil," tuturnya saat dihubungi detikFinance, Senin (18/9/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ini kan masih banyak, mungkin di Pasaraya tutup karena memang tidak banyak pengunjungnya, sebab sekarang sudah banyak mal," imbuhnya.
Kedua gerai Matahari tersebut diketahui sudah beroperasi sejak 2015. Namun menurut Corporate Secretary & Legal Director PT Matahari Department Store Tbk (LPPF) Miranti Hadisusilo sepanjang 2 tahun beroperasi pendapatannya tidak bisa menutupi biaya operasional, sehingga perusahaan memutuskan untuk cutloss.
Miranti juga menegaskan, untuk cabang lainnya masih dalam keadaan sehat dan mampu meraup penjualan yang positif. Hingga akhir Juni Matahari mengantongi penjualan kotor sebesar Rp 10,02 triliun dari jumlah toko sebanyak 156 cabang yang ada. Angka itu meningkat 10,9% dibanding periode yang sama di tahun sebelumnya.
LPPF juga masih bisa mencatatkan kenaikan laba bersih sebesar 15,6% dari Rp 1,15 triliun di semester I-2016 menjadi Rp 1,33 triliun.
Sekadar informasi, Matahari di Pasar Raya Manggarai merupakan cabang ke 137. Luas wilayahnya mencapai 8.200 meter persegi. Sementara untuk cabang Pasar Raya Blok M merupakan cabang ke 138 dengan luas lahan 12.400 meter persegi.
Keduanya beroperasi pada pertengahan 2015. Adapun dana yang digelontorkan perseroan untuk membuka 1 cabang di tahun itu sekitar Rp 30-40 miliar tergantung dari luas lahan. (ang/ang)
