Cerita Pembelian Bank Muamalat, dari Rumor Hingga Investor Untung Rp 1 T

Cerita Pembelian Bank Muamalat, dari Rumor Hingga Investor Untung Rp 1 T

Danang Sugianto - detikFinance
Kamis, 28 Sep 2017 14:10 WIB
Foto: dok. Muamalat
Jakarta - PT Minna Padi Investama Sekuritas Tbk (PADI) mengumumkan telah menjadi pembeli siaga atas penerbitan saham baru HMETD PT Bank Muamalat Indonesia Tbk (BMI). Pengumuman tersebut menjadi jawaban atas isu simpang siur yang beredar selama ini.

Rumor rencana PADI menguasai saham BMI sebenarnya sudah tersebar sejak Juli 2017. Meski masih simpang siur, tapi isu itu mampu membuat saham PADI melejit.

Pada pertengahan Juli 2017 saham PADI masih berada di level Rp 340 per saham. Pada 27 Juli saham PADI menguat drastis ke posisi Rp 790 saham. Lalu di akhir Juli saham PADI kembali menguat hingga level Rp 985 per saham.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Melihat ada yang aneh, BEI menjatuhkan suspensi saham PADI. Kemudian 8 Agustus 2017 saham suspensi dicabut, bukannya meredam penguatannya makin menjadi-jadi, bahkan sempat menyentuh level Rp 1.430 per lembar.

Saham yang berada di bawah Rp 400 per lembar itu bisa melonjak tinggi hingga nyari Rp 1.500 hanya dalam waktu kurang dari sebulan.

BEI pun meminta manajemen PADI menggelar public exposes isidentil guna menjelaskan apa yang tengah dilakukan perseroan hingga mampu mengerek sahamnya. Tapi manajemen PADI membantah mentah-mentah terkait isu pembelian saham BMI.

Dengan pernyataan tersebut beberapa pihak curiga ada aksi goreng dibalik pergerakan saham PADI yang aneh tersebut. Sebab rumor akuisisi telah dibantah.

Kecurigaan semakin menjadi, setelah seseroang yang tak dikenal muncul membeli saham PADI dalam jumlah besar di pasar nego. Sosok yang belum diketahui itu bernama Setiawan Ichlas.

Pelaku pasar tersebut membeli 1,48 miliar lembar saham padi di harga Rp 350 per lembar jauh di bawah harga saham PADI saat itu di atas Rp 1.000 per saham. Bahkan disebut-sebut pria tersebut meraup keuntungan hingga lebih dari Rp 1 trilun atas transaksi tersebut.


Setelah belum ada penjelasan, tiba-tiba kemarin manajemen PADI mengumumkan bahwa mereka telah menandatangani perjanjian pengambilan saham dalam Bank Muamalat. PADI sendiri akan bertindak sebagai pembeli siaga dalam rangka penerbitan saham baru melalui skema Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau right issue.

"Sehubungan dengan rencana Bank Muamalat untuk mengeluarkan saham baru melalui HMETD, maka Minna Padi Investama Sekuritas bermaksud untuk menjadi pemegang saham dengan cara bertindak sebagai pembeli siaga dalam HMETD," kata Direktur Utama PADI Djoko Joelijanto dilansir keterbukaan informasi.

Adapun nilai transaksi untuk akuisisi melalui proses HMETD itu sebesar Rp 4,5 triliun. Sementara jumlah saham Bank Muamalat yang akan dimiliki oleh PADI sekurang-kurangnya 51% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor oleh Bank Muamalat. PADI sendiri tidak memiliki hubungan afiliasi dengan Bank Muamalat.

Akan tetapi Djoko mengaku belum bisa memastikan apakah pemegang saham Bank Muamalat saat ini tidak akan mengambil haknya dalam HMETD tersebut.


Namun, jika pemegang saham existing tak mengambil haknya maka PADI berpotensi memegang sekurang-kurangnya 51% dari seluruh modal yang ditempatkan dan disetor oleh Bank Muamalat.

Kendati begitu rencana pembelian saham tersebut diakuisisinya sejalan dengan rencana pengembangan bisnis PADI yang bergerak dalam sektor keuangan.

"Rencananya kita akan mengembangkan Bank Muamalat untuk jadi bank syariah terbesar," tukasnya. (ang/ang)

Hide Ads