Target penerimaan pajak dalam APBN-P 2017 sebesar Rp 1.283,6 triliun, jika sudah mencapai 60% maka nilainya sekira Rp 770,16 triliun.
"Ya penerimaan pajak kita sampai September 2017 60% dan kita masih akan tentu tinggal 3 bulan, Kita coba perhatikan hati-hati," kata Sri Mulyani di Komplek Istana, Jakarta, Selasa (3/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sri Mulyani mengatakan, 60% penerimaan pajak yang telah dikantongi negara ini juga dijelaskan kepada Presiden Jokowi karena komposisinya berbeda dengan periode yang sama di tahun sebelumnya karena ada tax amnesty.
"Jadi kalau penerimaan dari PPh tidak sebesar September tahun lalu, itu kalau dikurang dari penerimaan tax amnesty kita masih positif, tapi dibandingkan penerimaan tahun lalu yang ada tax amnesty-nya negatif," ungkap dia.
Meski demikian, Sri Mulyani melaporkan juga kepada Presiden Jokowi terkait dengan pertumbuhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) yang kumulatif dari Januari sampai September pertumbuhannya sebesar 14-15%, PPN impor meningkat 20-26%.
Dengan begitu, tegas Sri Mulyani, penerimaan perpajakan nasional dari seluruh sektor ekonomi berjalan dengan baik. Sektor-sektor yang selama ini dianggap tertekan nyatanya tumbuh positif.
"Manufaktur positif, kemudian perdagangan yang selama ini dianggap ada daya beli menurun, kita juga positif, tadi Pak Ken sampaikan kalau jasa titipan atau kurir itu meningkatnya juga lebih 100%, hal seperti ini yang menunjukkan ekonomi kita, kegiatan ekonominya mulai pickup," ungkap dia. (mkj/mkj)