Obligasi yang mendapatkan rating idAAA dari PT Pemeringkal Efek Indonesia (Pefindo) itu merupakan bagian dari upaya SMF dalam menghimpun dana dengan target Rp 12 triliun.
Direktur Utama SMF, Ananta Wiyogo mengatakan, minat investor atas produk tersebut cukup tinggi, terbukti dari adanya kelebihan permintaan alias oversubscribe.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Obligasi kali ini terdiri dari dua seri, yakni Seri A senilai Rp 327 miliar dengan tingkat bunga tetap sebesar 6,25% dan jangka waktu 370 hari sejak tanggal emisi. Sedangkan untuk Seri B jumlah obligasi yang ditawarkan sebesar Rp 673 miliar, tingkat bunga 7,25% dan dalam jangka waktu 3 tahun sejak tanggal emisi.
Ananta mengatakan, dana yang diperoleh dari penerbitan obligasi tersebut akan digunakan untuk memberikan pinjaman kepada penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR). Hal itu demi memperkuat posisi perusahaan pelat merah itu sebagai penyedia likuiditas jangka menengah panjang bagi penyalur KPR.
"Penerbitan Obligasi SMF ini bertujuan untuk mendukung Program Satu Juta Rumah melalui penyaluran pinjaman (refinancing atas KPR)," tambahnya.
Adapun penerbitan obligasi berikutnya perseroan berencana melakukannya di kuartal I-2018. Nilainya akan disesuaikan dengan kebutuhan likuiditas SMF.
Sekadar informasi, melalui kegiatan sekuritisasi dan pembiayaan, sejak awal SMF telah mengalirkan dana dari pasar modal ke penyalur KPR sampai dengan 30 September 2017 sebesar Rp32,64 triliun. Angka itu terdiri dari sekuritisasi sebesar Rp 8,15 triliun dan penyaluran pinjaman sebesar Rp 24,48 triliun.
Hingga saat ini SMF telah melakukan penerbitan surat utang sebanyak 29 kali dengan total Rp 19,2 triliun.
(ang/ang)