PT PLN (Persero) sebagai pihak operator pun mendukung langkah pemerintah tersebut. Hal itu dilihat dari pertumbuhan energi yang belum sesuai dengan target program 35.000 MW.
"Melihat perkembangan dan pertumbuhan energi yang saat ini, mungkin tidak seperti kita ekspektasi di awal waktu kita luncurkan program ini dan inilah yang membutuhkan penyesuaian seperti yang sudah disampaikan," kata Direktur Perencanaan Korporat PLN, Syofvi Felienty Roekman, di kantor PLN Pusat, Jakarta, Selasa (17/10/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Baca juga: Jokowi Turunkan Target Listrik 35.000 MW |
"Karena PLN sendiri harus mengatur ritme, jangan sampai nanti over jadi kami terus melakukan review terhadap beban yang ada. PLN harus berpikir bagaimana encourage beban ini supaya tumbuh yang kita harapkan ke depan," jelasnya.
"Jadi masih belum (tahu), masih dalam perhitungan kita. PLN juga harus berpikir bagaimana meningkatkan pertumbuhan penjualan listriknya kami sendiri. Jadi semuanya masih dalam RUPTL (Rencana Usaha Penyediaan Tenaga Listrik) kita, tapi nanti kita akan lihat kembali sesuai dengan pertumbuhan penggunaan energi kita," tutup Syofvi. (hns/hns)