Salah satunya adalah PayTren yang merupakan alat pembayaran untuk kebutuhan listrik, telepon, air hingga pembelian tiket. PayTren diklaim telah memiliki banyak pengguna dengan rata-rata frekuensi transaksi harian mencapai 700.000 transaksi.
Beberapa waktu lalu pengisian ulang alias topup PayTren dihentikan sementara oleh Bank Indonesia (BI) karena dianggap tidak memenuhi persyaratan. Yusuf pun kemudian menjalani proses yang diminta BI.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Keberanian Yusuf untuk terjun ke sektor keuangan ternyata bukan tanpa pegangan. Menurutnya, dunia bisnis sudah mulai digeluti sejak kecil, walaupun masih dengan kapasitas kecil.
"Saya dari kecil sudah menjalankan bisnis sebenarnya," ungkapnya kepada detikFinance.
Sepanjang perjalanan, Yusuf juga tidak jarang menghadapi tantangan. Yusuf bahkan sempat diadukan ke pihak Kepolisian karena dianggap melakukan penipuan. Ini terjadi beberapa kali.
Akan tetapi, ia tak berhenti dan tetap berjuang demi mencapai mimpinya. Ia mengungkapkan keinginan untuk memiliki bank hingga klub sepakbola ternama di Eropa.
"Itu bukan sesuatu yang mustahil," tegasnya.
Bahkan uang dari hasil investasi sektor keuangan yang dimilikinya, Yusuf Mansur memiliki mimpi untuk membeli kembali Indonesia dari tangan investor asing di dalam negeri.
Ingin tahu seperti apa perjalanan Yusuf Mansur, jangan lupa saksikan kulas tuntas bisnis Yusuf Mansur dalam program blak-blakan siang nanti pukul 13.00 WIB di detik.com.
(mkj/wdl)











































