Banyak Toserba Tutup, Bos Sogo: Ini Strategi Bisnis

Banyak Toserba Tutup, Bos Sogo: Ini Strategi Bisnis

Hendra Kusuma - detikFinance
Rabu, 01 Nov 2017 18:31 WIB
Foto: Rahmi Anjani/Wolipop
Jakarta - Banyak toko serba ada (Toserba) atau ritel yang tutup belakangan ini lebih dikarenakan strategi bisnis para pengusaha, agar bisnisnya tetap berjalan dengan baik.

Hal tersebut diungkapkan CEO Sogo Department Store, Handaka Santosa, di Jakarta, Rabu (1/11/2017).

Sebagai pemimpin perusahaan ritel, Handaka mengaku sektor usaha ritel tidak akan pernah mati seiring dengan menjamurnya toko online atau e-commerce, serta adanya perubahan gaya hidup masyarakat.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

Bahkan, Handaka memastikan, isu daya beli yang lesu yang dituding menjadi penyebab banyaknya toko ritel tutup adalah hal yang tidak benar. Sebab, setiap tahun pemerintah pasti akan menaikkan gaji para buruh.

"Yang selama ini diributkan seperti Lotus yang tutup akhir Oktober ini, tapi ini fenomena dan kami sambut dengan akan buka Sogo di Mall Karawaci (Tangerang), jadi ini merupakan strategi bisnis, agar perusahaan kami memiliki bisnis yang bagus dan ujung-ujungnya profit," kata Handaka.

Dia juga mengonfirmasi, penutupan toko beberapa gerai ritel merupakan strategi bisnis dengan laporan kinerja PT Mitra Adiperkasa Tbk (MAPI) pada kuartal III-2017 yang tumbuh 112% setara Rp 265 miliar, meski telah menutup Lotus dan akan menutup Debenhams di akhir tahun.

"Karena kami perlu ada pertumbuhan, di ujung tadi profit, kami harapkan investor banyak minat," jelas dia.

Oleh karena itu, Handaka memastikan, penutupan toko-toko ritel merupakan hal yang biasa dalam menjalankan bisnis.

"Kalau kami amati, ini bisnis hal yang lumrah, kalau tidak tumbuh kita pangkas, jadi kalau dilihat bagaimana bisa berubah menyajikan barang, experience baru, dan ini dibenturkan oleh daya beli, padahal enggak turun karena gaji naik terus," tukas dia. (wdl/wdl)

Hide Ads