Sebelumnya diketahui, untuk pencairan pinjaman dari China Development Bank (CDB) tahap pertama sebesar US$ 1 miliar dibutuhkan pembebasan lahan minimal 53%.
"Insya Allah pinjaman ini akan cair pertengahan November ini. Yang US$ 1 miliar," kata Menteri BUMN Rini Soemarno saat ditemui usai peresmian tol Becakayu seksi 1B dan 1C di Bekasi, Jumat (3/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Ternyata trasenya itu sesuatu yang baru, kita harus menunggu RTRW nasional. RTRW nasional akhirnya baru keluar akhir April 2017. Setelah RTRW nasional, harus keluar penetapan lokasi dari provinsi. Penetapan lokasi Provinsi DKI baru keluar minggu ketiga September, dan dari Jawa Barat akhir September. Setelah itu baru bisa kita pembebasan lahan," tutur dia.
Dengan dana pinjaman yang akan segera cair, disusul pembebasan lahan yang sudah 54% dan penetapan lokasi yang rampung, Rini yakin pembangunan Kereta Cepat Jakarta-Bandung akan semakin gencar pada November ini.
"Insya Allah akhir November ini akan besar-besaran. Pembangunan sudah kelihatan kalau anda ke Walini. Kalau perlu nanti kita ajak ke Walini. Itu sudah land clearing sama di situ sudah mulai untuk pembangunan tunnel (terowongan)-nya," pungkasnya.
Proyek ini sendiri dikerjakan oleh High Speed Railway Contractor Consortium, gabungan 7 kontraktor yang mengerjakan proyek Kereta Cepat Jakarta-Bandung sepanjang 142,3 kilometer bersama PT Kereta Cepat Indonesia China (KCIC) sebagai pengembang proyek.
Mayoritas pembiayaan proyek akan didanai lewat pinjaman dari CDB, sementara empat BUMN Indonesia dilibatkan dalam pembebasan lahan proyek. Keempat BUMN itu tergabung dalam konsorsium PT Pilar Sinergi BUMN Indonesia (PSBI) yang terdiri dari PT WIKA, PT Kereta Api Indonesia, PT Perkebunan Nusantara VIII, dan PT Jasa Marga.
Politikus partai Demokrat, Roy Suryo menyebut proyek ini adalah Proyek Bohongan atau proyek 'Kecebong' (Kereta Cepat Bohongan) menyusul tak kunjung nampaknya pembangunan dari proyek itu.