Namun, Kepala Biro Hukum, Komunikasi dan Informasi Publik Kemen PAN-RB, Herman Suryatman, mengungkapkan meski penerimaan CPNS telah menggunakan sistem yang modern, masih ada orang yang percaya jalan pintas, yaitu ingin jadi PNS dengan menyetor sejumlah uang ke perantara.
Menurut Herman, hal itu terjadi lantaran banyak oknum nakal yang berusaha mencari keuntungan dengan memberikan iming-iming untuk menjadi CPNS.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Herman menjelaskan, biasanya hal itu terjadi bukan di perkotaan, namun di daerah-daerah. Sebab menurut Herman, masih ada orang di daerah yang belum mengerti pelaksanaan seleksi CPNS.
"Di lapangan ini, apalagi di kampung, masyarakat mungkin ada yang belum paham, sehingga iming-iming dari oknum, iming-iming dari calo, itu bisa mempengaruhi yang bersangkutan, sehingga memberikan sesuatu. Apalagi iming-imingnya tanpa tes," jelasnya.
Herman pun memastikan, bila pelaksanaan seleksi menjadi aparatur sipil negara saat ini berjalan dengan terbuka dan transparan. Sehingga, tidak ada lagi oknum-oknum yang bisa melakukan kecurangan dalam seleksi CPNS.
"Yang jelas, seleksi CPNS sekarang kan betul-betul terbuka ya, jadi tidak mungkin ada kecurangan, terutama di Seleksi Kompetensi Dasar (SKD). Karena saat ikut seleksi, hasilnya bisa langsung dilihat di monitor," pungkasnya. (ang/ang)