Hampir semua Pemerintah Provinsi telah menyetor data kenaikan UMP 2018 kepada Kementerian Tenaga Kerja (Kemnaker). Hanya Provinsi Maluku Utara yang belum mendaftarkannya.
"Sementara itu yang ada ya, dan klarifikasinya," kata Direktur Jaminan Sosial Tenaga Kerja, Kemnaker, Wahyu Widodo melalui pesan singkat kepada detikFinance, Senin (6/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Yang belum mengikuti karena belum mencapai KHL (Kebutuhan Hidup Layak)," terang Wahyu.
Meskipun persentase kenaikan diseragamkan, namun jika dilihat dari nominalnya berbeda-beda. Hal itu lantaran UMP yang sudah diterapkan berbeda-beda jumlahnya.
5 provinsi dengan kenaikan nominal UMP tertinggi di 2018:
1. Maluku naik 15,44% atau Rp 297.220 dari UMP 2017 Rp 1.925.000 menjadi Rp 2.222.220.
2. DKI Jakarta naik 8,71% atau Rp 292.285 dari UMP 2017 Rp 3.355.750 menjadi Rp 3.648.035.
3. Papua Barat naik 10,14% atau Rp 245.500 dari UMP 2017 Rp 2.421.500 menjadi Rp 2.667.000.
4. Papua naik 8,71% atau Rp 232.003 dari UMP 2017 Rp 2.663.646 menjadi Rp 2.895.650.
5. Bangka Belitung naik 8,71% atau Rp 220.770 dari UMP 2017 Rp 2.534.673 menjadi Rp 2.755.443.
5 provinsi dengan kenaikan nominal UMP terendah di 2018:
1. D.I Yogyakarta naik 8,71% atau Rp 116.508 dari UMP 2017 Rp 1.337.645 menjadi Rp 1.454.154.
2. Jawa Tengah naik 8,71% atau Rp 119.065 dari UMP 2017 Rp 1.367.000 menjadi Rp 1.486.065.
3. Jawa Timur naik 8,71% atau Rp 120.894 dari UMP 2017 Rp 1.388.000 menjadi Rp 1.508.894.
4. Jawa Barat naik 8,71% atau Rp 123.736 dari UMP 2017 Rp 1.420.624 menjadi Rp 1.544.360.
5. Nusa Tenggara Timur naik 8,85% atau Rp 135.000 dari UMP 2017 Rp 1.525.000 menjadi Rp 1.660.000.
Jumlah kenaikan secara nominal itu pun menjadi perhatian para pengusaha. Seperti Wakil Direktur Utama PT Sri Rejeki Isman Tbk (SRIL), Iwan Kurniawan Lukminto, yang cukup puas melihat kenaikan UMP di Jawa Tengah.
"Tentunya. Kenaikan UMP ini sudah diatur pemerintah dan ini dulu sudah disetujui semua pihak," tutur Iwan kepada detikFinance.
Sritex sendiri merupakan perusahaan tekstil yang bermarkas di Solo. Perusahaan yang sudah mendunia ini saat ini memiliki sekitar 50 ribu pegawai. (hns/hns)