"Bocimi itu diupayakan Desember ini operasi sampai Cigombong," kata Kepala Badan Pengatur Jalan Tol (BPJT) Herry Trisaputra Zuna saat ditemui di Jakarta, seperti ditulis Selasa (7/11/2017).
Ruas tol ini merupakan satu dari sejumlah ruas yang tak kunjung rampung penyelesaiannya karena sudah berganti-ganti investor. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono bahkan mengaku sempat kaget tol yang kembali groundbreaking pada Juni 2015 lalu ini ternyata sudah empat kali melaksanakan groundbreaking.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dengan beroperasinya sebagian tol Bocimi ini, membuatnya mengikuti jejak tol Becakayu sebagai tol yang sempat mangkrak namun akhirnya bisa beroperasi setelah dialihkan pengerjaannya ke BUMN.
Sebagai informasi, Jalan tol Bocimi memiliki panjang jalan total 54 km. Berdasarkan data BPJT, Perjanjian Pengusahaan Jalan Tol (PPJT) awal tol ini ditandatangani pada tahun 2007 oleh Konsorsium Bukaka Teknik Utama. Konsorsium saat itu terdiri dari PT Bukaka Teknik Utama sebesar 35%, PT Graha Multitama Sejahtera 32,5% dan PT Karya Perkasa Insani 32,5%.
Pada tahun 2011, terjadi perubahan struktur pemegang saham. Grup Bakrie menjadi pemegang saham pengendali atas PT Trans Jabar Tol. Komposisi pemegang saham kala itu adalah Bakrie Toll Road 60%, PT Marga Sarana Jabar 25% dan PT Bukaka Teknik Utama 15%.
Kemudian tahun 2014, Grup MNC mengakuisisi PT Bakrie Toll Road yang merupakan anak usaha Grup Bakrie yang menguasai 5 ruas jalan tol termasuk Bocimi. Bakrie Toll Road pun berganti nama menjadi MNC Toll Road. Sejak saat itu, penguasaan tol Bocimi secara resmi berpindah tangan dari Grup Bakrie ke Grup MNC. Tapi hingga periode itu tol pun masih mangkrak.
Baru pada tahun 2015, PT Waskita melalui anak usahanya Waskita Toll Road secara bertahap mengambil alih kepemilikan jalan tol-jalan tol yang dikuasai MNC Toll Road. Pada Februari 2015, proyek pun dikebut hingga saat ini. Saat ini diketahui kepemilikan saham Waskita di PT Trans Jabar Tol, operator pemilik konsesi tol Bocimi telah mencapai 81,64%. Sedangkan sisanya dimiliki oleh swasta, yakni PT Bukaka Mega Investama dan PT Jasa Sarana.
Baca juga: Akhirnya Tol Becakayu Beroperasi |