Hal ini disampaikan Budi Karya saat meninjau proyek Pelabuhan Kuala Tanjung. Dirut Pelindo I, Bambang Eka Cahyana, turut mendampingi Budi Karya.
"Soft launching Maret 2018," ujar Budi usai meninjau Pelabuhan Kuala Tanjung, Selat Malaka, Medan, Jumat (24/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Menurut Budi, selama ini banyak barang-barang yang ada di seluruh Indonesia tidak terkoordinasi dengan baik. Akhirnya negara-negara tetangga yang menjadi hub.
Budi menginginkan Kuala Tanjung memiliki dua fungsi. Pertama transhipment port. Kedua port untuk KEK (Kawasan Ekonomi Khusus)
"Kalau ini terjadi ada suatu kebangkitan. Hub sistem yang kita lakukan lokasinya ideal yakni di ujung Selat Malaka dan sejajar dengan Singapura," ujar Budi.
"Anda bayangkan Priok yang besar cuma 7 juta teus, Singapura mendekati 30 ribu, Kelang juga 10-12 ribu. Nah kalau kita ambil saja di sini 7 udah sama kayak Priok," ucap dia.
Budi berharap, barang yang dari Indonesia seperti Dumai, Jambi, Palembang dari Kuala Tanjung. Karena menjadi transhipment, port KEK seperti snowball effecy, industri saling kait terkait.
"Kita akan bikin regulasi agar bisa kirim dari sini," kata Budi. (nwy/hns)