Pimpin Misi Dagang ke Jepang, Mendag Sowan ke Fukuda

Laporan dari Tokyo

Pimpin Misi Dagang ke Jepang, Mendag Sowan ke Fukuda

Sudrajat - detikFinance
Rabu, 29 Nov 2017 07:34 WIB
Foto: Sudrajat
Tokyo - Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita memimpin delegasi misi dagang Indonesia ke Jepang, 28-30 November 2017, untuk memperluas akses bagi produk-produk dan tenaga kerja terlatih Indonesia. Turut dalam misi tersebut antara lain Utusan Khusus Presiden Bidang Investasi untuk Jepang Rahmat Gobel.

Mengawali misi, sepanjang Selasa (28/11/2017) kemarin, Enggartiasto bersama Rahmat, serta Direktur Jenderal Pengembangan Ekspor Nasional Arlinda, dan para staf sowan kepada mantan Perdana Menteri Jepang yang kini menjadi Ketua Asosiasi Jepang – Indonesia (Japinda) Yasuo Fukuda.

Usai menemui Fukuda, rombongan secara maraton bertemu dengan Presiden dan CEO Mitsubishi Corporation Takehiko Kakiuchi, Sekretaris Jenderal Liberal Democratic Party (LDP) Toshihiro Nikai, dan Keidanren (asosiasi yang beranggotakan sekitar 100 perusahaan besar di Jepang yang turut menentukan kebijakan investasi, ekspor maupun impor).

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Pada dasarnya respons mereka sangat baik ya. Baik Pak Fukuda, jajaran petinggi Mitsubishi, maupun Sekjen LDP, dan Keidanren sangat mengapresiasi pertumbuhan ekonomi dan kondisi Indonesia yang stabil," kata Enggar kepada detikFinance.

Mereka juga menyambut positif kebijakan pemerintah Indonesia di bawah duet Joko Widodo dan Jusuf Kalla yang menggenjot pembangunan infrastruktur dari wilayah pinggiran, tak semata berpusat di Jawa. "Semua itu diyakini bakal membuat biaya logistik ke depan akan semakin efisien dan murah," Rahmat Gobel menambahkan.

Pimpin Misi Dagang ke Jepang, Mendag Sowan ke Fukuda.Pimpin Misi Dagang ke Jepang, Mendag Sowan ke Fukuda. Foto: Sudrajat


Menurut Enggar, dalam pertemuan dengan para tokoh tersebut selain membicarakan soal bisnis secara umum juga terkait soal rencana peringatan 60 tahun hubungan diplomatik Indonesia – Jepang pada 2018. Baik Indonesia maupun Jepang, kata dia, sepakat agar momen ini tak semata diperingati secara seremonial belaka.

"Tapi kita semua ingin ada sesuatu yang monumental untuk kedua negara. Selain tentunya hubungan yang sudah terjalin itu dapat terus dijaga dan semakin erat," papar Enggar. (jat/mkj)

Hide Ads