"Hal ini tadi sempat saya bicarakan dengan Pak Dubes Arifin Tasrif dalam perjalanan," kata Enggartiasto saat berdialog dengan diaspora Indonesia di Sekolah Republik Indonesia di Tokyo, Selasa (28/11/2017) malam.
Secara teknis, dia melanjutkan, setiap pemilik atau pengelola restoran tak sendiri-sendiri mendatangkan aneka bumbu yang diperlukan. Tapi dapat berkoordinasi dengan KBRI agar bumbu-bumbu yang dibeli dapat dikirim sekaligus sehingga bisa lebih murah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Kehadiran restoran khusus menu-menu khas Indonesia, menurut Enggar akan turut berperan dalam mempromosikan kekayaan kuliner yang ada. Karena itu bila ada pihak yang berminat untuk membuka restoran, dia berjanji akan ikut menyokong mereka.
Salah satu caranya dengan melibatkan Kementerian Perhubungan dan Kementerian Pariwisata untuk menyediakan poster pariwisata 10 destinasi selain Bali.
"Sinergi semacam ini rasanya sangat baik untuk lebih mempromosikan Indonesia," ujarnya.
Pembicaraan soal bumbu ini bermula dari keluhat seorang delegasi dari PT Pindad yang kesulitan menemukan restoran khas Indonesia. Padahal dia menilai, kehadiran restoran Indonesia di luar negeri, termasuk Tokyo, Jepang menjadi peluang dan tantangan tersendiri. (jat/hns)