Untuk mendongkrak harga ditingkat petani, Pemkab Musi Banyuasin berencana melakukan inovasi produk penggunaan bahan baku karet. Salah satu inovasi yang dilakukan yakni dengan pemanfaatan karet mentah sebagai bahan baku aspal.
"Dengan adanya penggunaan aspal berbahan baku karet, maka harga ditingkat petani akan naik. Jadi keluhan yang selama ini, dimana petani menderita selama 5 tahun terakhir karena harga karet merosot paling tidak ada solusinya," kata Bupati Musi Banyuasin, Dodi Reza Alex usai membuka Rembuk Nasional Pemanfaatan Karet Sebagai Salah Satu Bahan Baku Aspal di Hotel Aryaduta Palembang, Senin (4/11/2017).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kebutuhan untuk aspal itu 1,6 juta ton pertahun di Indonesia, sedangkan sekarang berdasarkan kajian 5-7 persen itu bisa menggunakan campuran bahan baku karet. Artinya bisa menggunakan 80.000-100.000 ton pertahun dari bahan baku karet petani dan tahun depan akan segera kita terapkan aspal menggunakan bahan baku karet di Musi Banyuasin," sambungnya.
Dilanjutkan Dodi, inovasi pemanfaatan karet sebagai salah satu bahan baku aspal sendiri sudah dirintis oleh Kementerian PUPR sejak tahun 2007 lalu, tapi ini belum pernah diterapkan secara serius. Padahal, saat ini Indonesia memiliki bahan baku karet yang sangat melimpah dan dapat digunakan untuk aspal dan kebutuhan lain.
Sementara itu, Ketua Gabungan Pengusaha Karet Indonesia (Gapkindo) Sumsel Alex K Eddy mengatakan, harga karet saat ini sangat jauh dari harapan petani. Sehingga dengan adanya inovasi pemanfaatan karet mentah sebagai bahan baku aspal dinilai akan dapat meningkatkan gairah dan nilai jual petani.
"Harga karet Rp 4.000 - 5.000 ditingkat petani, sedangkan harga karet di atas kapal bongkar muat itu sekitar R 18.000, jika petani menjual pada tengkulak itu akan mendapatkan banyak potongan. Sehingga dengan inovasi pemanfaatan karet untuk aspal, harga karet ditingkat petani pasti akan tinggi dan saya rasa akan menambah pendapatan, " kata Alex. (dna/dna)