Ekonom PT Bank Central Asia Tbk (BCA) David Sumual menjelaskan perlambatan penyaluran kredit properti memang sudah terjadi sejak 2 tahun lalu. "Trennya 2 tahun terakhir memang turun, permintaan memang melambat karena sekarang orang lebih mengutamakan experience," ujar David saat dihubungi detikFinance, Rabu (6/12/2017).
David mengatakan, ini khususnya terjadi pada masyarakat generasi millenial yang menunda untuk memiliki tempat tinggal. Dia menambahkan, generasi millenial kebanyakan mementingkan kredit konsumsi jangka pendek dibanding kredit untuk jangka panjang seperti kredit perumahan.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Dia menjelaskan, kebiasaan masyarakat memang sudah berubah. Jika beberapa tahun lalu, masih senang berbelanja untuk jangka panjang seperti hunian atau tempat tinggal, sekarang mengalami pergeseran.
"Kebiasaan berubah karena harga yang masih tinggi, oversupply dan bisa saja masalah perpajakan," imbuh dia.
David mengatakan, stimulus yang diberikan oleh bank sentral seperti pelonggaran loan to value (LTV) beberapa tahun lalu dan penurunan suku bunga acuan, dinilai belum bisa mendorong pertumbuhan secara signifikan.
Menurut dia, untuk menyesuaikan stimulus tersebut dibutuhkan waktu. "Sehingga masyarakat saat ini menunda untuk membeli hunian, karena harga terlalu mahal di sejumlah daerah," ujarnya.
(mkj/mkj)