Hal itu diungkapkannya pada saat menjadi pembicara kunci di acara Musyawarah Perencanaan Pembangunan (Musrenbang) RPJMD DKI Jakarta Tahun 2017-2022 di Balai Kota Jakarta Pusat, Rabu (27/12/2017).
"Saya ingin tekankan, DKI itu sebagai pusat ekonomi, bahkan denyut sosial, maka dia merupakan salah satu kota memiliki banyak tanggung jawab dan fungsi, bukan hanya DKI tapi juga seluruh Indonesia. Apa yang terjadi di sini menjadi cermin apa yang terjadi di Indonesia," kata Sri Mulyani.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Kita perlu mewaspadai dan juga memahami, kita semua tahu Indonesia terus giat membangun, geliat ekonomi itu muncul," jelas dia.
Saat ini, dia bilang, ekonomi nasional sampai kuartal III-2017 tumbuh 5,06% yang didukung oleh investasi, ekspor, hingga konsumsi rumah tangga yang terlihat dari pertumbuhan Pajak Pertambahan Nilai (PPN) di atas 10%.
Di sisi lain, ekonomi negara-negara tetangga seperti Singapura, Malaysia, Vietnam, Philipina juga menunjukkan pertumbuhan yang cukup signifikan.
"Kalau Indonesia tumbuh di level 5% itu tumbuh menjadi tidak impresif, karena yang negara lain tumbuhnya lebih tinggi, Indonesia banyak sekali potensi, karena ekspor dan investasi tumbuh kuartal III dan ini diharapkan terjaga, peran Jakarta besar sekali, terutama untuk investasi, investasi masih tumbuh di bawah 6%, maka perlu Investasi di 10%, sekarang 7% itu cukup gede," ungkap dia.
Oleh karena itu, Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia meminta agar tetap terjalin komunikasi antara pemerintah pusat dan daerah serta para stakeholdernya dalam menjaga momentum perbaikan ekonomi nasional.
Dia mencontohkan seperti halnya memberikan kemudahan berusaha yang saat ini berada di posisi 72 dari 100 lebih negara. Serta, juga telah mendapatkan predikat investment grade dari lembaga pemeringkat seperti S&P.
"Kita perlu tetap fokus dengan jangka menengah RPJMD, mengelola, agar ini situasi terkelola optimis dan baik," tukas dia. (zlf/zlf)