50 Ritel Tutup untuk Ubah Format, Pengusaha: Ikuti Perkembangan Zaman

50 Ritel Tutup untuk Ubah Format, Pengusaha: Ikuti Perkembangan Zaman

Trio Hamdani - detikFinance
Kamis, 04 Jan 2018 11:47 WIB
Foto: Danang Sugianto
Jakarta - Pengusaha memperkirakan akan ada 50 gerai ritel yang tutup tahun ini dengan tujuan mengubah format bisnisnya menjadi gerai ritel mixed-use atau campuran.

Lantas apa keunggulannya dibandingkan ritel biasa?

Ketua Umum Aprindo Roy Mandey mengatakan, konsep mixed use pada ritel merupakan tuntutan zaman, yang mana perilaku konsumen sudah berubah. Dengan konsep mixed use yang diusung oleh ritel diyakini mampu memenuhi kebutuhan konsumen.

SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT

"Kalau konsep mixed use artinya peritel sudah coba mengikuti sesuai perkembangan zaman. Perkembangan zaman di mana sekarang masyarakat atau konsumen itu tidak hanya ingin belanja," katanya ketika dihubungi detikFinance, Kamis (4/1/2018).


Kata Roy, sekarang ini masyarakat berkunjung ke tempat-tempat berbelanja bukan sekadar untuk membeli barang saja. Mereka ingin mendapatkan pengalaman lebih dengan mendatangi tempat berbelanja.

"Mereka ingin juga menikmati makan, minum atau kalau ada entertainment-nya mereka juga ajak anak mereka dikasih entertainment. Nah, jadi konsep mixed use itu adalah konsep terpadu sebenarnya yang berada pada satu kawasan atau satu lokasi," lanjutnya.

Dia menilai hal itu harus mulai dipertimbangkan oleh pelaku usaha ritel jika ingin tetap eksis saat ini. Sebagaimana diketahui tahun lalu banyak gerai ritel berguguran. 7-Eleven, Lotus, hingga Debenhams hengkang dari Indonesia. Ramayana dan Matahari juga menutup sejumlah gerainya.


"Kita lihat sekarang mal-mal rame dikunjungi, hampir 70%-75% itu datang untuk makan dan minum, sekaligus atau juga nonton bioskop, atau anak-anaknya bermain di area entertainment keluarga," ujarnya.

Sementara urusan belanja barang, sekarang bukan lagi jadi tujuan utama orang-orang yang datang ke tempat-tempat perbelanjaan. "Belanjanya itu tidak merupakan suatu tujuan utama untuk orang datang ke mal sekarang ini

"Jadi khususnya ritel yang misalnya tidak di mal, kalau di mal kan sudah pasti masuk di dalamnya ya (kuliner/hiburan), tapi kalau peritel yang tidak di dalam mal, stand alone misalnya, mereka mulai mereformat bisnis dengan cara melakukan tambahan services dengan mixed use itu. Jadi mixed use itu konsep terintegrasi dan terpadu," tambahnya. (zlf/zlf)

Hide Ads