"Tadi kita kedatangan grup Ratu Prabu Energi. Salah satu usaha besar di Indonesia yang membawa konsep yang sudah cukup matang yaitu membangun lebih dari 200 km tambahan LRT di wilayah Jakarta dan sekitarnya," kata Sandi, di Balai Kota, Jalan Medan Merdeka Selatan, Gambir, Jakarta Pusat, Kamis (4/1/2018).
Dikatakan Sandi, rencana pembangunan yang akan dilakukan ini murni bisnis, dan tidak melibatkan anggaran dari pemerintah.
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Butuh Biaya Rp 320 T
Foto: M Fida Ul Haq/detikcom
|
Rencana tersebut dikatakan oleh Ratu Prabu Energi saat menemui Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Uno di Balai Kota Jakarta, kemarin
Sandiaga mengatakan, dana yang akan disiapkan sekitar US$ 25 miliar atau setara Rp 320 triliun. Pembangunan akan dilakukan selama 5 tahun dan dimulai pada 2020.
"Total dana yang akan digalang sekitar Rp 320 triliun," ujar Sandi.
Libatkan Investor China
Foto: Dok PT Jakarta Propertindo
|
Salah satu investor yang akan digandeng berasal dari negeri tirai bambu, China.
"Tanpa dukungan dari pemerintah dalam pemberian Jaminan. Melibatkan investor China, Korea dan Jepang," ujar Sandi usai menemui Ratu Prabu di kantor Gubenur DKI Jakarta, Balai Kota, Jakarta kemarin.
Sandi mengatakan, dirinya atas nama pemerintah provinsi DKI Jakarta gembira dengan langkah Ratu Prabu Energi.
"Karena ini adalah satu usulan yang sangat konkret dalam mengatasi masalah kemacetan di ibu kota," tuturnya.
Siapa PT Ratu Prabu?
Foto: Yulida Medistiara/detikcom
|
Siapkah Ratu Prabu?
Mengutip data Bursa Efek Indonesia (BEI), PT Ratu Prabu Energi Tbk salah satu emiten yang sahamnya diperdagangkan dengan kode perdagangan saham ARTI.
Sahamnya pertama kali diperdagangkan di pasar modal RI pada 30 April 2003 dengan penjamin emisi efek PT Harumdana Sekuritas. Kantor pusat perusahaan ini berlokasi di Gedung Ratu Prabu 1 Lantai 9.
Adapun susunan pemegang sahamnya adalah OT Ratu Prabu sebesar 35,354%, DP Bukit Asam sebesar 9,375% dan pemegang saham publik sebesar 55,271%.
Selama ini Ratu Prabu bergerak di sektor jasa pengeboran minyak dan gas. Juga ada bisnisnya di sektor properti.
Komisaris Utama Ratu Prabu adalah Derek Prabu Maras, sementara menduduki jabatan Komisaris adalah Agus Cahyo Baskoro.
Di jajaran direksi, ada Burhanuddin Bur Maras sebagai Direktur Utama, kemudian ada Gregory Quinn Maras, Gemilang Zaharani dan Iskandarsyah sebagai direktur.
Halaman 2 dari 4