Bur Maras mengungkapkan alasan dibalik ide membangun LRT. Sekitar 10 tahun lalu, Bur Maras membutuhkan waktu 3 jam untuk pergi dan pulang kantor dari Pondok Indah ke Sudirman.
"Dulu pergi kerja 1,5 jam, 1,5 jam pulang. 10 tahun lalu rumah Pondok Indah. Waktu ini banyak betul hilang," ujar Bur Maras saat berbincang dengan detikFinance di kantornya Gedung Ratu Prabu 1, Jakarta Selatan, Jumat (5/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Ratu Prabu Energi yang merupakan perusahaan migas melirik investasi di sektor transportasi juga disebabkan industri hulu migas yang tengah lesu. Ia menyebut kebijakan terkait investasi hulu migas saat ini kurang bersahabat.
"Karena minyak mati kalau di Indonesia itu, mati total. Masih kurang menarik, orang bisa ke negara lain," katanya.
Bur Maras menambahkan, rencana ini sudah diperhitungkan sejak 5 tahun lalu. Bahkan ia juga sudah membayar konsultas asal Amerika Serikat (AS) Bechtel Corporation untuk melakukan studi pembangunan LRT sepanjang 400 km tersebut.
Tak ketinggalan, ia juga menggunakan jasa konsultan ternama dari Eropa dan juga Australia.
"Semua US$ 10 juta untuk kajian," tuturnya.