Dirinya menyebutkan, harga cabai rawit saat ini menyentuh harga Rp 65.000/ kilogram dari harga sebelumnya yaitu dua minggu lalu yang hanya Rp 32.000/kilogram.
"Baru dua minggu ini, harganya bertahap naik sejak awal Desember. Tapi udah dua minggu ini harganya Rp 65.000," kata dia kepada detikFinance, Jumat (5/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Sementara untuk jenis cabai hijau besar juga mengalami kenaikan. Bila dua minggu lalu harga cabai hijau besar dijual dengan harga Rp 15.000/ kilogram
saat ini cabai hijau besar dijual dengan harga Rp 24.000/ kilogram.
Mau tahu berita lain mengenai harga cabai yang kian 'pedas'? Berikut selengkapnya
Naik Sejak Desember Tahun Lalu
Foto: Muhammad Idris
|
Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang sayur, di Pasar Mampang Prapatan Bono. Dirinya menjelaskan, kenaikan harga cabai sudah terjadi sejak pertengahan Desember lalu.
"Udah dua minggu ini harganya Rp 65.000," kata dia kepada detikFinance, Jumat (5/1/2018).
Sementara itu ada pula pedagang sayur lainnya yaitu Enok yang juga mengungkapkan kenaikan harga cabai rawit sudah dirasakan sejak awal Desember lalu. Meski kenaikan tidak melonjak, namun mulai pada Desember lalu harga rawit bertahap mulai naik.
"Memang naik, tapi pelan-pelan gak langsung jadi Rp 65.000," kata dia.
Penyebab Cabai Rawit Naik
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Sebelumnya, Bono sempat menjual cabai rawit merah seharga Rp 32.000/kg. Kenaikan ini, kata Bono, bertahap sejak Desember 2017.
Dia menduga, faktor cuaca dan momen liburan akhir tahun, menjadi pemicu lonjakan harga cabai.
"Kemarin itu pas pulang memang lagi musim hujan. Sementara kan pasokan Kramat Jati banyaknya dari Jabar sama Jateng," kata dia kepada detikFinance, Jumat (5/1/2018)
Kurangi Stok
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Hal tersebut diungkapkan salah satu pedagang sayur di Pasar Mampang Prapatan Bono, dirinya mengaku tengah mengurangi stok jualan jenis cabai.
Selain karena kuota daya beli masyarakat yang turun akibat mahalnya harga cabai, cara ini dilakukan untuk menekan jumlah kerugian bila banyak stok barang yang membusuk karena lama terjual.
"Biasanya rawit dan cabai merah besar itu beli 10 kilo sehari, sekarang hanya 5 kilo. Kalau cabai hijau itu biasa 20 kilo sekarang hanya 10 kilo. Karena yang beli memang banyak tapi mereka mengurangi cabai yang dibeli. Misalnya bisa beli sekilo, jadi setengah kilo, karena kan lagi mahal," ujar dia kepada detikFinance di lapaknya, Pasar Mampang Prapatan, Jumat (5/1/2018).
Bono menjelaskan, kesegaran cabai yang biasanya distok hanya bisa bertahan sampai empat hari. Jika setelah empat hari masih tersisa dan belum terjual, Bono mengolahnya menjadi bumbu olahan.
"Biasanya kan kalau udah gak segar digiling, bisa jadi bahan bumbu olahan," kata dia.
Pembeli Heran Harga Cabai Naik
Foto: Selfie Miftahul Jannah/detikFinance
|
Dari kenaikan tersebut banyak masyarakat yang mengeluh karena harga cabai yang dinilai terlalu mahal. Salah satunya, Farha yang tengah berbelanja cabai rawit di Pasar Mampang Prapatan, Jakarta Selatan.
Farha mengeluh harga cabai yang dibelinya mahal. Farha yang saat sore tadi membeli 1 ons rawit merah harus membayar cabai rawit dengan harga Rp 7000.
"Ini buat nyambel sih, kebetulan lagi mahal, jadi belinya sedikit," kata dia kepada detikFinance, Jumat (5/1/2018).
Merasa penasaran, detikFinance meminta Farha untuk menghitung rawit yang dibelinya dari lapak pedagang sayur. Setelah dihitung, dalam satu ons, ternyata hanga ada sekitar 50 buah rawit. Dari 1 ons cabai rawit seharga Rp 7000 bisa dihitung harga rawit per buahnya mencapai Rp 140. Kejadian tersebut sontak membuat Farha tertawa ringan.
"Hahaha..mahal ya," kata dia.
Kementan Akui Ada Kenaikan
Foto: Fadhly Fauzi Rachman/detikFinance
|
Dari kenaikan tersebut pihaknya berupaya untuk mengatasinya dengan penerapan manajemen tanam secara konsisten dan disiplin oleh setiap daerah. Perlu pengaturan distribusi pasokannya dari harga yang rendah ke daerah yg masih mahal sehingga Bulog diharapkan bisa berperan.
"Perlu adanya HPP atau HET aneka Cabai sehingga petani bisa tenang dalam berbudidaya (jaminan harga). Perlu adanya buffer zone atau penyangga di daerah Jabodetabek untuk mengamankan pasokan DKI Jakarta. Dalam hal ini kementerian BUMN diharapkan bisa membuat penugasan ke PTPN atau Perhutani untuk membuat standing crop aneka Cabai untuk menyangga Jakarta," kata dia kepada detikFinance, dalam pesan singkat Jumat (5/1/2018).
Dirinya menjelaskan, peran satgas pangan dalam memantau stabilisasi pasokan dan harga sangat penting dan mutlak di perlukan untuk menjaga rantai tata niaga yang selama ini menjadi titik kritis permasalahan pangan di Indonesia perlu sosialisasi tentang produk olahan Cabai, perubahan mindset konsumsi segar ke olahan. Sehingga konsumen tidak usah takut dengan ketersediaan aneka Cabai
Halaman 2 dari 6