Nilai tersebut lebih tinggi dibanding realisasi tahun 2016 yang sebesar Rp 83,8 triliun. Realisasi di tahun 2017 itu juga tercatat lebih tinggi 17% dari target yang ditentukan dalam Anggaran Pendapatan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2017, sebesar Rp 118,4 triliun.
"Agak sedikit menggembirakan capaian kita penerimaan negara dari sub sektor migas Rp 138 triliun," kata Pelaksana tugas Direktur Jenderal Minyak dan Gas Bumi Kementerian ESDM, Ego Syahrial, di Kementerian ESDM, Jakarta, Selasa (9/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Bagian pemerintah atau kontraktor share porsinya semakin baik yaitu 45%. 2015-2016 masih berkisar 39-40%, di tahun ini kita bisa tembus 45%. Selebihnya bagian cost recovery dari kontraktor," katanya.
Pada kesempatan yang sama, Kepala Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas), Amien Sunaryadi, mengatakan penerimaan negara khusus dari sektor hulu migas tahun 2017 mencapai US$ 13,1 miliar. Angka ini melebihi target Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBN-P) 2017 yang sebesar US$12,2 miliar.
"Capaiannya sekitar 108 % dari target pemerintah," pungkas Amien. (zlf/zlf)