Khofifah sendiri dipastikan mundur setelah mendaftar sebagai calon gubernur untuk Pilkada Jawa Timur, sementara Airlangga yang berstatus sebagai Ketua Umum Partai Golkar masih belum jelas nasibnya.
Pengamat ekonomi dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF) Bima Yudhistira berpendapat posisi Airlangga sebaiknya diganti agar kinerja perindustrian tidak terpecah dua. Lantas, siapa sebenarnya sosok yang paling pantas untuk menggantikan Airlangga di posisi Menteri Perindustrian?
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
"Clue-nya adalah orang yang memang berpengalaman. Karena waktunya juga cukup pendek, hanya sekitar 1,5 tahun efektif, maka yang diperlukan adalah sosok yang sudah pernah jadi birokrat sebelumnya sehingga tak perlu banyak penyesuaian, langsung kerja dan punya langkah-langkah konkrit untuk menyelesaikan masalah di sektor industri, jadi geraknya bisa cepat," katanya saat dihubungi detikFinance, Kamis (11/1/2018).
Bima sendiri tak mempermasalahkan apakah kandidat pengganti Airlangga harus dari kalangan profesional atau independen. Namun, hal itu bisa menjadi opsi agar perbaikan kinerja di perindustrian terlepas dari kepentingan golongan dalam sisa waktu kabinet kerja Presiden Jokowi dan Wakil Presiden Jusuf Kalla.
"Idealnya memang profesional, sehingga tak terpengaruh gejolak politik. Tapi harus punya pengalaman di birokrasi," pungkasnya. (eds/ang)