Menteri BUMN Rini Soemarni mengatakan, program modernisasi layanan navigasi ini merupakan bentuk komitmen pemerintah dalam membangun Papua sebagaimana berulangkali disampaikan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Program ini akan mendukung program prioritas pemerintah khususnya di sektor transportasi udara, salah satunya adalah peningkatan konektivitas, keselamatan dan efisiensi penerbangan di Papua.
"Dengan kondisi geografis Papua, transportasi udara merupakan moda krusial bagi masyarakat Papua. Sehingga program modernisasi layanan navigasi penerbangan ini kami luncurkan demi meningkatkan konektivitas udara pada 109 Bandara Papua. Harapannya melalui program ini, konektivitas udara di wilayah Papua meningkat sehingga turut menunjang pertumbuhan ekonomi dan peningkatan kesejahteraan masyarakat Papua," katanya seperti dikutip dari keterangan resmi, Jumat (12/1/2018).
SCROLL TO CONTINUE WITH CONTENT
Rini menjelaskan, pemerintah terus mendorong berbagai program di Papua agar pemerataan pembangunan segera terwujud. Sebelumnya BUMN telah berperan dalam mewujudkan BBM satu harga di Papua, beberapa kebutuhan sudah sama harganya dengan di Jawa, dan saat ini layanan navigasi di Papua juga bisa sama dengan di bagian barat Indonesia.
"BUMN ini milik negara, sehingga setiap programnya harus berkontribusi untuk sebesar-sebesar kesejahteraan masyarakat. Dan untuk mendorong kesejahteraan lebih cepat dan maksimal, dibutuhkan kerja bersama, sinergi BUMN. Ini menjadi bukti nyata dari kami bahwa BUMN hadir untuk Papua," sambungnya.
Direktur Utama AirNav Indonesia, Novie Riyanto menjelaskan, pihaknya menggunakan ADS-B karya anak bangsa yang dikembangkan oleh BPPT yang diproduksi oleh PT INTI. AirNav akan memasang ADS-B ini di tujuh lokasi di Papua. ADS-B ini akan ditempatkan di properti Bank Mandiri, BRI dan BNI.
"Ini mempercepat program modernisasi karena kami menghemat waktu dengan menempatkan ADS-B di properti teman-teman Bank yang sudah ada lebih dulu. Bisa dibayangkan jika kami harus membangun properti lagi untuk memasang perlengkapan ADS-B, apalagi jika listrik di daerah tersebut belum terinstalasi, ini akan memakan waktu," paparnya.
Adapun program investasi ini sendiri telah diluncurkan sejak 2015 lalu, yaitu empat program senilai Rp 3,7 miliar di tahap pertama, kemudian meningkat pada tahun 2016 menjadi 12 program senilai Rp 85 miliar dan kembali meningkat pada tahun 2017 menjadi 72 program senilai Rp 138 miliar.
"Kami juga meningkatkan layanan di Bandara Sentani sejak 18 Agustus 2016 dari sebelumnya non-radar menjadi radar service. Peningkatan layanan ini membuat pemanduan lalu lintas penerbangan dilakukan melalui instrumen prosedur dan teknologi mutakhir, sehingga dapat meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan," lanjut Novie.
AirNav Indonesia juga menerapkan prosedur Performance-Based Navigation (PBN) di wilayah Papua. PBN adalah prosedur navigasi penerbangan dengan menggunakan teknologi mutakhir.
Penerapan PBN ini akan memangkas jarak terbang maupun separasi antar pesawat, meningkatkan kapasitas ruang udara, meningkatkan keselamatan dan efisiensi penerbangan serta menghemat konsumsi bahan bakar pesawat.
"Melalui berbagai program yang diluncurkan tersebut dan sinergi dengan para stakeholder penerbangan, runway capacity di Bandara Sentani meningkat dari 19 pergerakan per jam menjadi 32 pergerakan per jam," pungkasnya.
(eds/zul)